Istanti Surviani
Istanti Surviani Lainnya

Purna bakti guru SD, traveler, pejuang kanker

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Lailatul Qadar Milik Siapa?

22 April 2022   23:52 Diperbarui: 22 April 2022   23:54 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lailatul Qadar Milik Siapa?
Lailatul qadar adalah malam yang ditunggu-tunggu. Milik siapakah dia? Ilustrasi: solopos.com

2. Tilawah Alquran lebih digiatkan. Bisa juga diisi dengan membaca tafsir Alquran, atau membaca terjemahan Alquran.

3. Memperpanjang salat malam sampai waktu fajar. Melaksanakan salat tahajud sebanyak 2, 4, 6, atau 8 rakaat.

4. Banyak berdoa. 

Dari 'Aisyah RA, ia berkata, "Aku pernah bertanya pada Rasulullah SAW, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa doa yang mesti kuucapkan?" Jawab Rasulullah SAW,"Berdoalah: Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu'anni." (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku)" (HR. Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850.

5. Memperbanyak sedekah dan mengajak orang lain bersedekah.

Mari kita hidupkan 10 malam terakhir Ramadan 2022 ini bersama keluarga dengan melakukan amalan pribadi dan amalan sosial. Jangan sampai kendor. Karena, amalan seseorang dinilai dari amalan terakhirnya.

Mari kita pupuk keindahan lailatul qadar. Memantaskan diri kita untuk menjemputnya. Ikhtiar sekuat tenaga untuk mendapat rahmat Allah, ampunan, dan pembebasan dari siksa neraka.

Upaya-upaya ini kita siapkan agar kita mendapatkan pandangan kasih sayang Allah. Karena, Dia melihat kompetisi kita di bulan Ramadan ini, maka mari kita perlihatkan kebaikan-kebaikan diri kita kepada-Nya.

Bahwa, momentum Ramadan dan lailatul qadar datang mengajak kita untuk bertindak sebaik-baiknya. Bukan mengajak kita untuk diam saja. Diam saat Allah meluncurkan rahmat, diam saat Allah meluncurkan ampunan, dan diam saat Allah membebaskan dari api neraka.

Saya, kalian, dan kita semua jangan cuma diam. Yuk, saling menyemangati, saling menguatkan. Karena, tidak selamanya diam itu emas. Bertindak mengambil kesempatan adalah cara terbaik. Jangan kehilangan momentum istimewa ini.  

Sebab meskipun Ramadan tahun depan tiba, belum tentu kita berjumpa lagi dengannya. Jika Ramadan tahun ini adalah Ramadan terakhir kita, semoga menjadi Ramadan terbaik dari seluruh Ramadan kita. Semoga kita semua menjemput husnul khatimah. Selamat di dunia dan akhirat. Aamiin.

 ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun