Tunik Batik Inspirasi Baju Lebaranku
Tunik batik ini kubeli beberapa bulan yang lalu. Kupakai untuk acara wisuda gadis bungsuku. Baju second ini kubeli di butik sahabatku dengan harga 35 ribu. Harga kerudung pasminanya 2 ribu saja. Wow, harganya murah banget, ya! Tapi kualitasnya nggak murahan, koq!
Sebenarnya ada gamis batik corak hitam putih yang kece banget. Harganya sama 35 ribu saja. Aku sudah lama naksir. Sayangnya, sudah keburu dipinang oleh pembeli lain sehari sebelumnya. Duh, sampai sekarang masih kebayang-bayang baju gamisnya. Belum rezeki.
Koq bisa murah gitu, ya? Butik sahabatku ini memang butik sosial. Dia menerima siapapun yang mendonasikan baju, kerudung, kain, dll. Baju-baju ini lantas dijual lagi dengan harga murah meriah. Sehingga, siapapun bisa berkesempatan membeli dengan harga terjangkau
Uang hasil penjualan dipakai untuk membiayai operasional anak-anak kurang mampu yang ada di pondok pesantren miliknya. Dengan membeli produknya berarti sudah ikut berdonasi. Kebaikan berantai. Tentu aku semangat berpartisipasi.
Prinsipku dalam memilih baju adalah tidak harus mahal. Yang penting nyaman, cocok, ramah dompet, dan bisa ganti-ganti. Sehingga, ketika harus ootd (outfit of the day), bajunya bisa ganti-ganti setiap hari. Fotonya kan jadi bervariasi. Hehehe.
Daripada beli satu baju mahal, tetapi dipakainya berhari-hari. Kalau difoto bajunya itu-itu saja, padahal momennya berbeda-beda. Nah, loh!
Mengapa aku tidak beli baju baru untuk Lebaran? Lagi tidak mood saja. Lagi seneng memanfaatkan baju yang ada. Nggak apa-apa baju batiknya dipakai untuk kedua kalinya. Yang penting aku bahagia.
***