Masjid Kuno di Tanah Perdikan
Namun banyak literasi menyebutkan, empat tiang penyangga di dalam Masjid melambangkan level perjalanan spiritual dalam Islam yakni syariat, tarekat, hakekat dan makrifat.
Di plafon Masjid terdapat lampu gantung yang terkesan unik dan kuno. Sedang lampu-lampu berwarna orens menambah
Menurut Mochamad Baidowi dalam kanal YouTube Pemkab Madiun, Sejarah berdirinya masjid Sewulan ini diawali adanya pemberontakan Raden Mas Garendi.
Namun banyak literasi menyebutkan sebagai pemberontakan orang-orang berdarah tionghoa atau pemberontakan pecinan.
Pemberontakan itu bertujuan untuk menguasai Keraton Mataram Kartasura, yang saat itu diperintah oleh Pakubuwono II.
Saat Raden Mas Garendi berhasil menguasai Keraton, Pakubuwono II melarikan diri bersama para pengikutnya yang setia ke Ponorogo.
Pakubuwono II berlindung di gebang tinatar,Tegalsari, di pondok yang dipimpin Kiai Ageng Beshari.
Kiai Ageng Besari bersedia membantu dan mengutus muridnya, Raden Mas Harun untuk meredakan pemberontakan Raden Mas Garendi yang merupakan cucu Sunan Amangkurat III.
Bersama Kiai Ageng Beshari, Bupati Ponorogo saat itu Suryoprogo, dan Pangeran Jayengrono, RM Harun berhasil mengalahkan Raden Mas Garendi.
Untuk membalas jasanya, Pakubuwono II menghadiahkan tanah perdikan (tanah merdeka, bebas pajak) kepada Raden Mas Harun.