Isur Suryati
Isur Suryati Guru

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Tradisi Membangunkan Sahur di Sumedang, Inilah 3 Manfaatnya!

7 April 2023   04:21 Diperbarui: 7 April 2023   04:20 1543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Membangunkan Sahur di Sumedang, Inilah 3 Manfaatnya!
Ilustrasi bangunkan sahur (Tribunnews.com)

Dengan kecekatan, ibu saya menggoreng telur ayam hingga matang, memasak sambal goang yang gurih dan pedas, serta menyiapkan nasi yang hangat dan siap disantap. Seluruh sajian makanan tersebut kemudian disajikan di atas meja makan untuk dikonsumsi oleh seluruh anggota keluarga.

Meski memasak dengan tungku dan kayu bakar memerlukan sedikit usaha dan kesabaran ekstra, bagi ibu saya, memasak dengan cara tradisional ini memberikan rasa kepuasan tersendiri. Dan bagi kami, sajian makan sahur yang disiapkan dengan penuh kasih sayang dan ketelitian oleh ibu selalu terasa istimewa dan menghangatkan di hati.

Tradisi reak

Mengutip dari kapol.id dijelaskan bahwa, setiap hari pada bulan Ramadhan, para pemuda dari Dusun Cikeruh, Dusun Ciawi, dan Dusun Warungkalde Desa Cikeruh, membangunkan warga untuk persiapan sahur dengan cara keliling sambil menabuh dogdog dan beduk. Mereka melakukan aktivitas ini mulai dari pukul dua hingga setengah empat dini hari.

Selain di Desa Cikeruh, terdapat juga kegiatan serupa di Dusun Mekarasih dan Dusun Margalaksana, Desa Hegarmanah, Kecamatan Jatinangor. 

Seperti yang dilakukan oleh Seni Reak Kuda Lumping Tugu Mulya dan Seni Reak Kuda Lumping Sri Cahaya Tunggal. Mereka berkeliling di kampung dengan formasi penuh menggunakan sinden, terompet, gendang, beduk, kenong, goong, dan alat musik lainnya.

Moro sahur

Menurut ulasan dari liputan6.com, dikabarkan bahwa di Cipameungpeuk, Sumedang, Jawa Barat, terdapat tradisi yang disebut "moro sahur" atau berburu sahur. Tradisi ini bertujuan untuk membangunkan warga agar siap untuk sahur sekaligus menjaga keamanan kampung. 

Saat moro sahur dilakukan, warga menggunakan alat musik tradisional seperti tetabuhan dan nyanyian yang disebut seni beluk. Seni beluk adalah nyanyian khas masyarakat Sunda dengan teknik cengkok dan syair lagu berupa pantun. Mereka berkeliling kampung sambil memainkan alat musik kenong, gong, dan beduk untuk membangunkan warga. 

Meskipun kondisi geografis perkampungan Genteng Pacing yang berbukit-bukit dan keadaan yang gelap, warga tetap melaksanakan moro sahur untuk menjaga kelestarian seni beluk yang semakin langka.

3 Manfaat tradisi membangunkan sahur

Tradisi membangunkan sahur dengan menabuh alat musik dan bernyanyi, seperti yang dilakukan oleh masyarakat di beberapa daerah di Indonesia, memiliki beberapa manfaat.

Pertama, tradisi ini membantu membangunkan orang-orang yang sedang tidur dan memastikan mereka bangun tepat waktu untuk sahur. Dalam agama Islam, sahur dianggap sebagai waktu terakhir untuk makan sebelum memulai puasa seharian penuh. Oleh karena itu, tradisi ini membantu orang-orang untuk tidak melewatkan waktu sahur dan menjaga kesehatan tubuh selama berpuasa.

Kedua, tradisi membangunkan sahur dengan menabuh alat musik dan bernyanyi juga membantu mempererat hubungan sosial antarwarga. Kegiatan ini biasanya dilakukan bersama-sama oleh masyarakat setempat, sehingga memungkinkan mereka untuk saling mengenal dan berinteraksi dengan lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun