Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.
Bukber dengan Teman Lama: Antara Nostalgia dan Realita
Oleh karena itu, di tengah pesona nostalgia, kita juga diajak untuk mempertimbangkan aspek-aspek yang lebih realistis.
Bagaimana kita bisa menjaga tradisi ini tetap bermakna dan positif, tanpa terperangkap dalam perangkap-perangkap negatif yang mungkin menghampiri?
Menciptakan Bukber yang Bermakna
Dalam menghadapi dilema ini, ada beberapa langkah yang bisa kita ambil untuk menjadikan bukber sebagai momen yang bermakna dan berkesan:
1. Menyusun Tema yang Bermutu
Daripada hanya berkumpul untuk makan bersama, mengapa tidak mengadakan bukber dengan tema yang bermanfaat? Misalnya, diskusi tentang topik-topik agama, sharing ilmu, atau bahkan membahas isu-isu sosial yang relevan.
2. Menghormati Waktu Ibadah:
Kita juga perlu mengingat bahwa bulan Ramadhan adalah bulan ibadah. Oleh karena itu, penting untuk membatasi waktu bukber agar tidak mengganggu waktu-waktu ibadah yang penting, seperti shalat Tarawih.
3. Memilih Makanan yang Sehat dan Bergizi:
Tentu saja, makanan adalah bagian tak terpisahkan dari bukber. Namun, kita juga perlu memperhatikan kesehatan tubuh dengan memilih menu makanan yang sehat dan bergizi.
4. Bijak dalam Pengeluaran: