Iwan Setiawan
Iwan Setiawan Guru

Pustakawan, dan bergiat di pendidikan nonformal.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Hidangan Tak Biasa, yang Lokal dan Mancanegara

26 April 2021   17:18 Diperbarui: 26 April 2021   18:04 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hidangan Tak Biasa, yang Lokal dan Mancanegara
Photo: olah Canva dari Google (dokpri)

Bulan Ramadan memunculkan beragam makanan yang tak biasa. Makanan yang kemunculannya hanya pada bulan penuh berkah ini. Cipuk dan Tutut adalah dua contohnya. Pada bulan-bulan yang lain, tak mudah untuk mendapatkan keduanya.

Pada makanan Cipuk dan Tutut kita melihat arti sebuah kreatifitas. Dengan daya cipta yang baik, orang tua kita dahulu berhasil menciptakan jenis makanan yang baru. Satu jenis makanan yang berasal dari bahan yang sebelumnya mungkin tak di lirik. Cipuk adalah pemanfaatan dari "limbah", sedangkan Tutut adalah hasil dari upaya menghilangkan "hama" yang cerdas. Mengkonsumsi kedua jenis hidangan ini adalah sebentuk penghargaan pada upaya luar biasa itu.

Bulan Ramadhan yang identik dengan makanan, tak lantas membuat anggaran belanja membengkak. Dengan biaya yang hemat kita dapat menciptakan hidangan yang tak kalah lezat dari makanan mahal. Seorang  Kompasianer menulis tentang makanan "recycle". Makanan baru yang terbuat dari sisa makanan sehari sebelumnya. Tentu kita memberi apresiasi pada upaya kreatif ini.

Menjalani puasa bulan Ramadan tentu membawa kesan yang beraneka. Satu kesan diataranya kita mengalami pengalaman berbuka dengan menu yang tak biasa. Inilah berkah bulan suci Ramadan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun