Mengawal Keindahan Pangandaran
Begitu bis yang kami tumpangi memasuki pintu gerbang, tampak di hadapan tulisan besar "Grand Pangandaran". Tulisan berdesain moderen yang selain cantik, juga menegaskan kebesaran sebuah ikon pantai, Pangandaran.
Rombongan kami segera bergegas menuju penginapan. Dengan berkelompok kecil, empat sampai lima orang, menuju rumah singgah yang telah dipesan. Kami beristirahat sejenak, melemaskan otot setelah semalaman duduk di kursi bis. Suasana begitu ramai. Di luar kami mendengar langkah kaki dan suara orang bercakap-cakap. Sayup-sayup mengalun rangkaian lagu dari pengeras suara.
Tujuan pertama, kami menuju pantai barat. Dalam naungan udara pagi para wisatawan telah menyemut di sini. Suasana begitu ramai mengingat saat itu bertepatan dengan momen long week end. Masyarakat mengisi libur panjang hari Jumat sampai dengan Minggu di sini. Kami bercengkrama dengan sapuan ombak. Buih-buih air beraroma khas menyentuh kaki. Satu hal langka, yang tidak kami temui di Bandung.
Kami duduk-duduk di atas pasir beralas tikar yang kami sewa seharga 20 ribu. Kami melihat di hadapan kesibukan perahu perahu hilir mudik mengantar wisatawan yang hendak menuju Pasir Putih. Tempat ini berada ratusan meter jauhnya dari tempat kami berkumpul. Jasa penyeberangan perahu dipungut 20 ribu rupiah per orang.
Selain wisata naik perahu yang dapat memuat sampai sepuluh orang sekali jalan, ada wahana sepeda dan motor beroda empat yang dapat disewa. Ada pula papan-papan selancar mini bagi anak-anak yang ingin bermain air. Sewa alat bervariasi dari harga 16 ribu.
Setelah hampir setengah hari menikmati suasana pantai, kami menuju tempat makan. Tempat ini terletak sedikit jauh yang kami datangi dengan berjalan kaki. Di lokasi kuliner ini terdapat ratusan kios yang menjual beragam makanan. Aneka olahan ikan laut mendominasi dalam daftar menu yang ditawarkan. Kami menikmati santap siang dengan pilihan menu masing-masing. Saya tak dapat melupakan cita rasa ikan kerapu bakar dengan tambahan pencok kacang panjang dan ditutup dengan minum air kelapa muda.
Green Canyon yang Mempesona
Usai bersantap siang, kami melanjutkan wisata dengan mendatangi titik persinggahan Green Canyon. Tempat ini terletak agak jauh. Untuk menuju ke sana kami menumpang perahu dengan perlengkapan motor tempel. Dari tempat kami duduk, kami pandangi air jernih yang meruak tersibak laju perahu. Satu dua biyawak kami lihat berenang menngejar kumpulan ikan.
Setelah melaju di atas air selama 10 sampai 15 menit kami sampai di tujuan. Perasaan takjub seketika menyeruak dari hati. Kami terkesima memandang dinding-dinding batu yang eksotis. Berdiri tegak di samping kiri dan kanan perahu. Di atas membentang jembatan alam yang tak kurang indahnya. Perahu kami berputar-putar di tengah himpitan bukit kecil dan jembatan ini.
Muka air tempat perahu melaju berwarna hijau jernih. Warna yang terbentuk oleh pantulan kehijauan lingkingan juga air yang bening dan dingin. Berada di tempat ini serasa menyusuri goa dengan atap langit. Memandang keadaan sekelilng yang memanjakan mata, banyak wisatawan yang menceburkan diri. Berenang di keheningan suasana, Green Canyon.
Menikmati indahnya Pantai Pangandaran menumbuhkan kecintaan pada alam. Hendaknya keindahan ini menjadi perhatian kita semua. Bahwa keindahannya menjadi tanggung jawab bersama, untuk dirawat dan destarikan.