Empal Gentong; dari Cirebon Menyapa Nusantara
Teteh melanjutkan, empal yang beliau olah berbahan dasar daging sapi berjenis sengkel. Kekhasan daging ini terdapat lemak di sela-sela daging. Kandungan lemak ini memperkaya rasa pada kuah. Kuah menjadi lebih gurih dan berminyak. Selain daging, empal dapat dibubuhi babat, paru, atau daging jeroan yang lain. Empal harus ditempatkan di atas kompor yang menyala dengan api kecil. Tujuannya agar kandungan lemak dalam kuah tidak membeku.
Empal kaya akan kandungan rempah. Bumbu-bumbunya terdiri atas bawang merah, bawang putih, kemiri, lengkuas, serai, jahe, ketumbar, lada, kayu manis, jinten, dan kunyit. Teteh mewanti-wanti agar kami tidak membocorkan resep rahasia keluarga ini. Kami pun mengiyakan, tapi dengan satu pengecualian. Saya mohon izin bila sewaktu-waktu diperlukan akan mengangkatnya dalam bentuk tulisan di Kompasiana, hahaha.
Selayang Pandang Sajian Khas Cirebon
Tak berlebihan bila Cirebon disebut daerah istimewa di Provinsi Jawa Barat. Dari sudut pandang kesejarahan, Cirebon menyimpan perbendaharaan yang kaya. Di sinilah pada masa lalu berdiri satu kesultanan yang disebut kesultanan Cirebon. Sampai kini di era moderen kesultanan Cirebon masih eksis berdiri, menjalankan roda pemerintahan.
Sejarah perkembangan agama Islam nusantara tak terpisahkan dari kota Cirebon. Betapa tidak, dari sembilan tokoh penyebar agama Islam di Pulau Jawa, yang dikenal dengan Wali Songo, satu diantaranya terdapat di kota ini. Sunan Gunung Jati, demikian nama sang tokoh.
Memperkaya kejayaan di masa lalu, Cirebon menyimpan khasanah menu sajian yang beragam. Sayur daging yang disebut empal, seperti uraian di atas, adalah salah satunya. Empal telah dikenal secara luas. Masyarakat begitu menggemari kuah dan daging serta jeroan ini. Popularitas empal hampir serupa dengan sajian daging dari Kota Padang dan sekitarnya yang disebut rendang.
Masih banyak menu olahan makanan selain empal. Banyak diantara kita, Kompasianer, yang telah mencicipi kudapan berupa olahan tahu. Kudapan ini dinamai "Tahu Gejrot". Seperti namanya makanan ringan berkuah ini berbahan dasar tahu goreng yang garing. Yang membuat istimewa, irisan tahu diwadahi dalam cobek tanah liat seukuran piring kecil. Yang menjadikannya lebih istimewa adalah siraman saus khas yang diracik dadakan. Menikmati makanan sejenis rujak ini, badan meniadi segar. Baik dinikmati di siang hari saat cuaca sedikit panas.
Berikutnya adalah sajian berupa sirup atau minuman dingin. Namanya es rumput laut. Terbayang bukan bagaimana segarnya badan kita saat menyeruput sirup yang manis dan dingin? Belum lagi potongan rumput laut, buah blewah, semangka, melon, pear dan lain sebagainya, yang manjadi komposisi minuman tersebut? Tak dapat dilukiskan kata kesegaran yang tercipta.
Empal gentong, tahu gejrot, dan es rumput laut adalah tiga diantara kekayaan dunia kuliner Kota Cirebon. Ketiganya telah menjelajah nusantara. Tak sulit untuk mendapatkanna. Di setiap sudut kota tempat tinggal kita, penjaja makanan dan minuman itu membuka pintu kiosnya lebar-lebar. Jadi, tunggu apa lagi?