Izza Nur Fitrotun Nisa
Izza Nur Fitrotun Nisa Dosen

Hobi saya memasak, membaca, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Rukyatul Hilal, Penentu Awal Bulan Ramadhan 1445 H di Observatorium Al-Hilal Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta

10 Maret 2024   23:00 Diperbarui: 10 Maret 2024   23:03 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Kegiatan pengamatan hilal (Rukyatul hilal) oleh Obsevatorium Al-Hilal ditujukan untuk mengamati ambang visibilitas (kenampakan) bulan sabit sebagai penanda awal bulan Ramadhan 1445 H yang bertepatan pada tanggal 10 Maret 2024. Kegiatan rukyatul hilal tersebut dilaksanakan mulai sore hari hingga Bulan terbenam. Sabit bulan yang tampak pada tanggal tersebut di Observatorium Al-Hilal dikenal sebagai hilal. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan telescope kemudian citra ditangkap oleh kamera yang kemudian di proses untuk meningkatkan kualitas tampilan bulan sabit. Citra hilal tersebut tidak telihat dikarenakan irtifa’ hilal masih dibawah 3̊ sehingga hilal-pun tidak terlihat. Rukyatul hilal dilihat pada tanggal 29 Sya’ban, jika pada tanggal tersebut hilal tidak terlihat karena dibawah kriteria Neo MABIMS maka diistikmalkan (digenapkan) menjadi 30 hari. Oleh karena itu, pelaksanaan rukyatul hilal di Obsevatorium Al-Hilal Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta tetap dilaksanakan tanggal 10 Maret 2024 M bertepatan pada 29 Sya’ban 1445 H.

            Tujuan rukyatul hilal tersebut untuk mahasiswa FASYA UIN Raden Mas Said Surakarta yaitu pengenalan alat rukyat, pembelajaran materi dan teknik rukyat, serta praktik rukyatul hilal. Output kegiatan ini yaitu mahasiswa mengetahui alat rukyat, materi serta teknik rukyat dan mampu melaksanakan rukyatul hilal. Kegiatan ini juga bisa sebagai sarana publikasi dan sosialisasi kegiatan observatorium Al-Hilal Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta. Mahasiswa Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said sangat antusias mengikuti kegiatan rukyatul hilal dibuktikan antusias banyaknya mahasiswa yang ingin mendaftar bahkan dari Fakultas yang lain juga ingin mendaftar rukyatul hilal. Selain itu, mahasiswa juga memperhatikan tim dosen Ilmu Falak dan tim Observatorium Al-Hilal pada waktu pemberian materi tentang rukyatul hilal dan cara pengoperasian telescope yang digunakan untuk pengamatan hilal.

dokpri
dokpri

Pengenalan alat-alat rukyat sekaligus rukyatul hilal oleh mahasiswa

Hasil Rukyatul Hilal

            Data hisab di Observatorium Al-Hilal FASYA UIN Raden Mas Said menunjukkan elongasi 2 ̊ 26’ 32,11” dengan tinggi hilal 0 ̊ 23’ 25,36”. Data tersebut sudah menjelaskan dibawah kriteria Neo MABIMS sehingga hilal tidak bisa dilihat. Hasil rukyatul hilal yang dilakukan di Observatorium Al-Hilal FASYA UIN Raden Mas Said Surakarta selaras dengan data hisab yaitu hilal tidak bisa dilihat pada tanggal 10 Maret 2024 M / 29 Sya’ban 1445 H, maka harus diistikmalkan (digenapkan) menjadi 30 hari. Awal bulan Ramadhan 1445 H jatuh pada tanggal 12 Maret 2024 M.

dokpri
dokpri

Rukyatul hilal oleh mahasiswa menggunakan telescope robotik

Kesan Mahasiswa

            “Sangat senang dengan adanya kegiatan rukyatul hilal ini menambah wawasan dan lebih menghargai perbedaan. Semoga pelaksanaan rukyatul hilal ini ada terus setiap tahunnya” ujar salah satu mahasiswa yang ditanya pada saat pelaksaan rukyatul hilal; Semoga kegiatan rukyatul hilal tetap eksis dilakukan di Observatorium Al-Hilal FASYA UIN Raden Mas Said dari tahun ke tahun selanjutnya sebagai salah satu metode pembelajaran Ilmu Falak kepada mahasiswa FASYA sendiri.

Pewarta: Izza Nur FN dan tim dosen Ilmu Falak FASYA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun