Cara Mudah Khatam bagi yang Belum Bisa Baca Alquran
Tahukah anda bahwa 65% muslim di Indonesia tidak bisa baca Alquran?
Setiap muslim yang berupaya memeluk Islam dengan kaffah, di dalam hati kecilnya pasti ingin dapat membaca Alquran. Semua muslim percaya bahwa kitab suci Alquran adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang sekaligus merupakan mujijatnya, adalah petunjuk hidup tidak hanya bagi muslim yang beriman dan bertaqwa, tetapi juga merupakan petunjuk bagi seluruh umat manusia.
Namun sayang, sebagaimana ditemukan oleh Yayasan Indonesia Mengaji (2021) dari penelitiannya yang mendalam, ternyata hanya 35% muslim yang dapat membaca Alquran. Sedangkan 65% atau mayoritas muslim di Indonesia tidak dapat membacanya. Berdasarkan data sensus penduduk 2020, jumlah umat muslim di Indonesia sebanyak 229 juta. Dengan demikian hanya sekitar 50 juta muslin atau 35% yang bisa membaca Alquran. Sedangkan sisanya yang mayoritas sebanyak 150 juta umat muslim atau 65% tidak dapat membaca Alquran. Jangankan membaca Alquran dengan tartil, membedakan huruf hijaiyahnya pun belum mampu.
Di bulan ramadhan ini, bulan di mana Alquran diturunkan, rasayanya saat yang paling tepat bagi kita semua yang belum bisa membaca Alquran untuk mulai belajar membacanya. Jangan malu dengan umur, jangan malu dengan pangkat dan jabatan anda, karena belajar hukumnya wajib, terlebih belajar membaca Alquran yang kelak akan menerangi alam kubur kita.
Banyak metode dan cara yang dapat digunakan untuk mulai belajara membaca Alquran. Dari mulai metode Qiro'ati yang disusun oleh KH. Achmad Dahlan Zarkasyi pada tahun 1986, metode Iqra' yang disusun oleh KH. As'ad Humam, metode Tilawati yang disusun oleh Drs. H. Hasan Sadzili dkk pada tahun 2002, metode Ummi (2011), ataupun metode An-Nahdliyah yang disusun oleh KH. Munawwir Kholid, dkk pada tahun 1991. Selain metode, banyak pula media yang dapat digunakan untuk mempermudah belajar sendiri. Dari mulai pita kaset, CD, VCD, DVD bahkan YouTube. Namun demikian, sebaik-baik belajar membaca Alquran adalah tetap menggunakan guru. Dengan guru maka belajar dapat dilakukan secara lebih interaktif. Selain itu dengan guru maka kita dapat mengetahui makhrojul huruf hijaiyah atau tempat keluarnya huruf-huruf ketika huruf itu diucapkan.
Seiring dengan telah dikuasainya cara membaca huruf hijaiyah, maka selanjutnya mulailah istiqomah membaca Alquran, secara berulang-ulang, kontinyu dan kosnsisten setiap hari. Tidak perlu muluk-muluk memasang target tinggi, harus bisa membaca Alquran sampai Khatam misalnya.
Cukup istiqomahkan dulu membacanya. Tidak mengapa belajar istiqomah dengan hanya membaca satu ayat setiap hari. Dengan begini semakin hari bacaan kita akan semakin banyak. Berawal dari satu ayat satu hari, insha Allah akan berubah menjadi satu halaman dalam satu hari. Dari satu halaman satu hari, insha Allah tidak terasa akan menjadi satu juz. Dan berawal dari satu juz tahu-tahu kita sudah sampai pada Surat An-Nas, surat ke 114 yang merupakan surat terakhir di dalam kitab sucai Alquran. Masya Allah, tak terasa kita sudah mengkhatamkan Alquran dengan cara mudah bagi yang semula belum bisa membaca Alquran.