Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mahasiswa

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Kerajaan Rajadesa: Jejak Sejarah dan Konflik Penerus Kekuasaan

10 April 2024   14:58 Diperbarui: 10 April 2024   15:35 2051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerajaan Rajadesa: Jejak Sejarah dan Konflik Penerus Kekuasaan
Makam leluhur Rajadesa Ciamis (dok. pribadi)

Kerajaan Rajadesa menjadi pusat kekuasaan dan kehidupan masyarakat yang subur dan makmur di masa lalu.

Rajadesa adalah sebuah wilayah di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Indonesia, Koordinat: 71007S 1082651E yang memiliki sejarah panjang sebagai sebuah kerajaan yang diperintah secara turun-temurun. 

Wilayah ini memiliki kekayaan budaya dan sejarah yang kaya, termasuk legenda tentang pendirian kerajaan, kepemimpinan yang bijaksana, serta konflik dalam perebutan kekuasaan di antara penerusnya. 

Makam leluhur Rajadesa Ciamis (dok. pribadi)
Makam leluhur Rajadesa Ciamis (dok. pribadi)

Rajadesa juga merupakan simbol dari keberagaman agama dan budaya yang ada di Indonesia.

Wilayah Rajadesa di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, memiliki sejarah yang kaya sebagai sebuah kerajaan yang diperintah secara turun-temurun dari zaman Prabu Sirnaraja hingga Dipati Wira Mantri. 

Berdiri di bawah panji-panji Prabu Guru Gantangan, putra ke-40 Kanjeng Prabu Siliwangi Raja Pajajaran, Kerajaan Rajadesa memulai langkahnya dengan Prabu Sirnaraja sebagai Raja pertama.

Makam leluhur Rajadesa Ciamis (dok. pribadi)
Makam leluhur Rajadesa Ciamis (dok. pribadi)

Pada masa kekuasaannya, Prabu Sirnaraja dikenal sebagai pemimpin yang mengayomi rakyatnya dengan baik. 

Kerajaan Rajadesa berkembang menjadi daerah yang subur, makmur, dan sejahtera.

Rakyatnya hidup berkecukupan dalam segala hal, dari sandang, pangan, hingga keamanan.

Namun, perubahan datang dengan masuknya Agama Islam ke Kerajaan Rajadesa. 

Makam leluhur Rajadesa Ciamis (dok. pribadi)
Makam leluhur Rajadesa Ciamis (dok. pribadi)

Meskipun Prabu Sirnaraja mengakui keunggulan Islam, ia tetap memilih untuk mempertahankan agamanya yang lama karena usianya yang sudah lanjut. 

Namun, ia mewariskan pesan bahwa Agama Islam harus diikuti oleh penerusnya.

Dengan demikian, Kerajaan Rajadesa diserahkan kepada buyut turunannya, Susuhunan Rangga, yang memeluk Agama Islam dengan gelar Kyai Wira Desa. 

Makam leluhur Rajadesa Ciamis (dok. pribadi)
Makam leluhur Rajadesa Ciamis (dok. pribadi)

Prabu Sirnaraja beserta para pengikutnya pun meninggalkan dunia ini.

Namun, perjalanan Kerajaan Rajadesa tidak selalu mulus, setelah wafatnya Kyai Wira Desa, terjadi pembagian kekuasaan di antara penerusnya. 

Kerajaan Rajadesa dipegang oleh Dipati Wiramantri, sementara Babakan Utara diperintah oleh Dipati Rahong.

Konflik pun muncul ketika Dipati Rahong merasa iri terhadap kedudukan Dipati Wiramantri dan berkeinginan merebut kekuasaan. 

Peristiwa berdarah pun tak terhindarkan, di mana dua keturunan Kyai Wira Desa, Dipati Rahong dan Dipati Wiramantri, berseteru memperebutkan tahta Kerajaan Rajadesa.

Makam leluhur Rajadesa Ciamis (dok. pribadi)
Makam leluhur Rajadesa Ciamis (dok. pribadi)

Pertarungan antara keduanya mencerminkan tantangan dalam menjalankan wangsit dan mempertahankan tahta kerajaan. 

Di satu sisi, Dipati Rahong berambisi merebut kekuasaan, sedangkan Dipati Wiramantri bertekad mempertahankan warisan wangsit dari ayahandanya, Kyai Wira Desa.

Perjalanan sejarah Kerajaan Rajadesa menggambarkan kompleksitas kekuasaan dan perjuangan antara penerus yang berbeda pandangan. 

Meskipun telah lama berlalu, cerita ini tetap menjadi bagian dari warisan budaya yang kaya di wilayah tersebut.

Rajadesa, 10 April 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun