Siapkah Hadapi Sakratul Maut?
"Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan)" (QS Al-Insan 76: 29)
Kalimat di ayat ini memang pendek, masih ada kalimat selanjutnya, di ayat berikutnya. Namun di foot notenya tertulis " Karena hebatnya penderitaan saat akan mati dan ketakutan akan meninggalkan dunia dan menghadapi akhirat. Artinya sungguh menakutkan gambaran sakratul maut ini, sudahkah kita mengambil pelajaran darinya?
Beberapa hari ini banyak disuguhkan berita kematian, mulai dari kakak beradik, suami istri, seorang ulama muklis, dan baru beberapa menit yang lalu, notifikasi di grup PKK RT mengumumkan salah satu tetangga suaminya meninggal dunia. Telah habis memang rezeki mereka di dunia. Tinggallah mereka menunggu diputuskan Allah kelak akan tinggal dimana, surga atau neraka. Urusan bagi si mayit ternyata masih panjang. Bukan sekadar Rest in Peace.
Bagi yang ditinggalkan, hal itu tidak nampak kasat mata selain melihat jasad yang terbujur kaku kemudian perlahan tenggelam tertimbun tanah. Langkah kaki kemudian menjauh perlahan, istri, suami, anak dan segala yang disuka di dunia tak sudi sedikitpun menungguinya barang semalam.
Usia tak ada yang tahu, namun masih banyak yang tabu membicarakan kematian. Rasa takut menghampiri begitu mendengar kata mati, terlebih jika bicara sakratul maut. Sebetulnya tak hanya ayat di atas yang khusus membicarakan sakitnya sakratul maut, masih banyak ayat-ayat yang lain, semua dijelaskan Allah supaya manusia bisa mengambil pelajaran darinya. Yaitu menyelaraskan amal sepanjang usia dengan syariat Allah SWT.
Dan meminta kepada Allah diringankan sakitnya sakratul maut dikarenakan keimanan kita. Sabda Nabi Muhammad SAW berikut ini bisa jadi penguat dan motivasi mempersiapkan kematian, insyaallah:
"Sesungguhnya hamba yang kafir jika akan berpisah dengan dunia, menyongsong akhirat, maka malaikat-malaikat yang kasar akan dari langit dengan wajah yang buruk dengan membawa dari neraka. Mereka duduk sepanjang mata memandang. Kemudian malaikat maut hadir dan duduk di atas kepalanya dan berkata: "Wahai jiwa yang keji keluarlah engkau menuju kemurkaan Allah dan kemarahan-Nya". Maka ia mencabut (ruhnya) layaknya mencabut saffud (penggerek yang) banyak mata besinya dari bulu wol yang basah. Jika malaikat telah mencabutnya, ia tidak membiarkannya sekejap matapun hingga ia bungkus dengan kain hitam kelam dari rambut. Dan ruh tersebut pergi dengan bau busuk yang paling menyengat di muka bumi." (HR. Ahmad 4/287 no. 18557). Wallahu a' lam bish showab.