Halo, saya Jihan. Lifestyle blogger yang sedang belajar banyak hal. Yuk saling bertukar pengalaman lewat tulisan. Baca tulisan saya lainnya di www.jeyjingga.com
Ngelalap Sambil Liwetan, Jadi Bukber Hemat dan Berkesan
Makin tua usia makin malas rasanya mau melangkahkan kaki ke restoran atau cafe untuk memesan makanan di hari-hari yang sungguh pasti crowded dimana-mana. Apalagi masih banyak mahasiswa yang belum pulang. Alamat buka bersama tidak akan efektif karena diburu dengan waktu dan tempat yang terbatas penggunaannya.
Ternyata saya tak sendiri merasakan itu. Teman satu geng saat SMA hingga sekarang merasakan hal yang sama. Akhirnya ada yang usul untuk buka bersama di rumah saya saja.
Selain karena rumahnya baru (padahal ya sudah tiga bulan pindah dan mereka sudah pernah merayakan kepindahan saya), entah kenapa buka bersama kali ini akhirnya sepakat untuk diadakan di rumah saya yang sederhana.
Salutnya rumah saya ini agak jauh dari pusat kota. Sehingga butuh waktu yang lumayan untuk bisa sampai kesini, apalagi jalurnya jalur yang rawan macet. Tak berharap banyak sih semua anggota geng akan datang.
Tapi nyatanya mereka semua datang, hanya minus satu orang saja. Itu pun digantikan dengan kawan yang baru saya kenal lima tahun belakangan ini. Alhamdulillaah..
Memilih Menu Sederhana Untuk Buka Puasa Bersama
Perbedaan lainnya dengan Ramadan tahun lalu yakni kami benar-benar ingin buka puasa yang "sederhana". Lalapan sudah cukup. Karena sudah dua tahun berturut-turut kami selalu mengadakan pesta daging yang dinikmati saat buka puasa bersama.
Bagaimana dengan buka bersama tahun ini? Menunya adalah menu masakan seorang Ibu dari teman saya. Beliau menjual segala jenis lalapan sekaligus sayurnya. Akhirnya sepakat, ada yang pesan bebek goreng, ada yang pesan ayam goreng, dan saya? Cukup pesan tempe penyet saja.
Karena sudah bosan sekali dengan sajian ayam maupun daging. Ingin sekali menikmati tempe panas yang dipenyet dan dimakan dengan nasi hangat. Sungguh makanan yang membuat saya kangen karena hampir setiap hari kami mengonsumsi itu. Kalau mau daging terus atau ayam terus, mungkin saya, kakak, dan adik-adik tidak akan bisa membayar biaya sekolah tepat waktu.
Oleh karena itu kalau hanya bekerja lalu dicemooh karena memilih menikmati tempe penyet dibanding wagyu, itu sudah jadi hal biasa.