Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Guru

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Memanusiakan Manusia Lain dalam Bermedia Sosial

17 Mei 2019   22:25 Diperbarui: 17 Mei 2019   22:40 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memanusiakan Manusia Lain dalam Bermedia Sosial
Illustrasi: republica.com

Media sosial  berkembang pesat penggunaannya. Dampaknya bisa positif dan negatif. Apabila sebelum WA dan bbm belum terlalu booming, kita banyak berinteraksi dengan teman dan saudara lewat SMS atau akun FB. Di akun tersebut pengguna dapat membuat komunitas grup sesuai keinginan.

Pada aplikasi WA dan bbm pun kita bisa membuat grup. Tetapi kadangkala dari grup ini selain mendekatkan dengan sahabat yang sudah lama tak bersua, ada sisi negatif. Hal ini sebenarnya bukan karena aplikasinya tapi karena kepribadian individu dalam grup itu sendiri.

Ada kalanya anggota grup terlalu aktif, sampai-sampai setiap hari setiap saat posting di grup baik berupa gambar, maupun artikel. Sebenarnya dari sini, saya melihat dan berpendapat positif. Tak apa-apa ada teman kita yang aktif, toh kemungkinan postingan itu bermanfaat juga. Akan tetapi bila teman kita yang posting itu terkesan memaksakan kehendak, harus dikomentari padahal ketika ada komentar yang masuk  pun kadang tidak dia suka atau marah. Akhirnya  banyak anggota yang enggan berkomentar lagi. Bukan karena benci atau apa, tetapi takut dan malas berkomentar atas postingan teman yang egois dan menang sendiri.

Dari sinilah, kita harus hati-hati memposting atau membagikan sesuatu agar tidak menimbulkan sakit hati dan perpecahan di antara anggota grup. Oke kita bebas posting atau membagikan artikel, gambar dan komentar tetapi kita harus memanusiakan teman kita yang lain. Apalagi kalau teman kita sudah berkeluarga. Jangan sampai menimbulkan rasa jengah dengan postingan yang kita kirim ke grup jejaring sosial. Jangan-jangan dengan seringnya kita memposting apapun di jejaring sosial malah mengabaikan keluarga.

Ada beberapa teman saya ---grup alumni--- yang kadang heran, ada teman yang terlalu aktif di grup, baik dengan mengirim postingan artikel maupun gambar. Dari kasus ini, seolah teman yang terlalu aktif ini tidak punya kerjaan selain pegang hp dan edit mengedit gambar dan tulisan. Padahal yang bersangkutan juga punya anak isteri atau suami dan anak.

Ada baiknya kita memahami teman yang jarang berkomentar atas sebuah postingan karena terlalu seringnya masuk postingan di grup. Teman kita banyak urusan baik urusan pekerjaan kantor maupun rumah tangga.

So, mulai sekarang kita positif thinking aja ketika berinteraksi di grup jejaring sosial. Manusiakan manusia lain. Biar hati senang dan nyaman tetapi silaturahmi terjaga.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun