Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Guru

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Tradisi Ngapem Jelang Idul Fitri

4 Juni 2019   12:56 Diperbarui: 4 Juni 2019   13:02 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Ngapem Jelang Idul Fitri
Apem goreng. Foto: Tri Rohana

Lebaran tinggal esok hari kita jelang. Segala persiapan kita lakukan untuk menyambut hari raya tersebut. Membersihkan dan merapikan rumah, menyiapkan pakaian, makanan dan minuman yang akan disajikan ketika sanak saudara dan tetangga saling bersilaturahim. 

Untuk warga di sekitar saya ada yang masih membuat makanan tradisional apem atau ngapem untuk menyambut hari raya Idul Fitri. Mengapa apem masih sering dibuat padahal kita tahu sendiri bahwa bisnis kue kering dan aneka makanan di akhir Ramadan telah menjamur. 

Para ahli mengatakan bahwa istilah para ahli berasal dari bahasa Arab, yaitu afuan/afuwwun yang artinya ampunan. Sesuai filosofi Jawa, kue ini merupakan simbol permohonan ampun atas berbagai kesalahan layaknya orang Islam yang memohon atau meminta maaf di hari raya idul Fitri. Dari istilah Afuan atau afuwwun, lidah orang Jawa menyebutnya dengan apem.

Kue apem sendiri dibuat dengan cara dikukus atau digoreng. Penyajiannya bersama camilan lainnya untuk menerima tamu yang bertandang ke rumah pada perayaan Idul Fitri. Kue apem yang dikukus biasanya berbentuk lembaran lingkaran yang lebar. Penyajiannya dengan dipotong kecil-kecil. Ada juga yang dibuat dengan berbentuk corong. Masyarakat menyebutnya apem conthong. 

Apem conthong. Foto: pinterest.com/ibuafiah2
Apem conthong. Foto: pinterest.com/ibuafiah2
Kue khas ini sebenarnya bisa dibeli setiap hari di pasar tradisional. Akan tetapi untuk menyemarakkan idul fitri dan nilai filosofinya, sepertinya membuat apem akan terus menjadi tradisi setiap lebaran tiba.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun