Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Guru

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Nomine Best in Fiction Kompasiana Awards 2024 Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Nggak Kalap Belanja, Sayang Uangnya

2 Mei 2020   05:03 Diperbarui: 2 Mei 2020   07:13 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nggak Kalap Belanja, Sayang Uangnya
ilustrasi: lifestyle.okezone.com

Bulan Ramadan, bulan suci nan penuh ampunan. Untuk menyambut bulan Ramadan kaum ibu sudah dipusingkan mau masak apa untuk sahur dan buka puasa. Apalagi untuk tahun ini masjid tidak menyelenggarakan kegiatan takjilan atau buka puasa bersama.

Pada kondisi normal, takjilan akan membuat beragamnya menu makanan. Setidaknya untuk anak. Maklumlah, anak termasuk mudah bosan dalam hal makanan. Padahal untuk menjalankan puasa dan berbuka puasa, anak harus memperhatikan terpenuhinya gizi mereka. Jika tak divariasi, mereka akan sulit makan. Lagi-lagi ibunya akan pusing menyiapkan menu berbuka dan sahur.

Kini, ibu lebih kebingungan. Anak-anak berbuka puasa di rumah. Kegiatan lain pun dilakukan di rumah. Demi memutus mata rantai persebaran Virus Corona.

Ada beberapa ibu yang akhirnya melakukan aksi borong bahan makanan. Demi terpenuhinya kebutuhan makanan. 

Setok bahan makanan cukup melimpah. Hingga di meja makan pun tersedia aneka minuman dan makanan. Dalihnya karena anggota keluarga memiliki makanan kesukaan sendiri-sendiri.

Jika demikian adanya, kapan kita belajar mengerem hawa nafsu? Kapan belajar mengalah dan bersyukur jika makanan kesukaan harus selalu ada di meja setiap kali berbuka puasa maupun sahur.

Bukankah lebih baik jika di meja makan cukup ada sejenis minuman yang setiap hari disiapkan secara bergantian? Daripada di meja penuh dengan beragam minuman juga makanan yang akhirnya hanya terbuang sia-sia.

Puasa itu seharusnya melatih kepekaan sosial. Jadi harus bisa sedikit prihatin dibanding bulan-bulan lainnya. Jadi menu minuman sejenis dan lauk pauk yang bergantian setiap hari itu lebih baik.

Saya pribadi, tak kalap untuk belanja makanan. Toh menyiapkan banyak makanan belum tentu habis. Jadi ya beli secukupnya. Lagi pula saya juga harus ingat bahwa tunjangan profesi belum tentu cair dengan lancar. Maklum bukan PNS, jadi yang diutamakan adalah PNS. Tak apa, semoga tetap dicukupkan rezeki saya. 

Saya merasa tak perlu melakukan aksi borong secara gila-gilaan. Cukup siapkan setok sayuran untuk dua tiga hari, telur untuk seminggu, mie instan jika memang ingin mie instan untuk variasi makanan dan sebagainya.

Ketika menyetok sayuran dan bahan makanan lain, pastikan semua termasak. Tidak ada yang terbuang. Bagaimanapun uang harus dimanfaatkan benar-benar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

15 March 2024

MYSTERY CHALANGE

Mystery Challenge | Video Youtube to KGNow Semarak Pasar Takjil
ramadan bercerita 2024  ramadan bercerita 2024 hari 5 
16 March 2024
Lokasi Ngabuburit Favorit
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 6
17 March 2024
Menu Sahur Tinggi Serat
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 7

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun