Jujun Junaedi 1
Jujun Junaedi 1 Penulis

Apabila engkau telah selesai dari sesuatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain (QS 94:7)

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Bersama Abah Korban Gempa Sumedang yang Kini Jadi Tukang Tambal Ban demi Hidupi Keluarga

25 Maret 2024   16:27 Diperbarui: 25 Maret 2024   16:38 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Abah Korban Gempa Sumedang yang Kini Jadi Tukang Tambal Ban demi Hidupi Keluarga
Abah Korban Gempa Sumedang yang Kini Jadi Tukang Tambal Ban demi Hidupi Keluarga (Foto: Dok. Pribadi)

Ngabuburit hari ini, Senin, 25 Maret 2024 atau hari ke 14 Ramadan, bersama Abah Dana. Ia adalah tukang tambal ban, di Jalan Cingised Raya, Cisaranten Kulon, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung.

Sekalian tambah angin kendaraan, saya pun berkesempatan ngobrol dengannya. Lelaki yang sudah cukup umur itu, atau bisa dibilang sudah lanjut usia berasal dari Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Nama aslinya Dana, tapi biasa dipanggil Abah.

Abah Korban Gempa Sumedang yang Kini Jadi Tukang Tambal Ban demi Hidupi Keluarga (Foto: Dok. Pribadi)
Abah Korban Gempa Sumedang yang Kini Jadi Tukang Tambal Ban demi Hidupi Keluarga (Foto: Dok. Pribadi)
Abah mengaku menjadi tukang tambal ban di tempat sekarang sejak Januari 2024. Sebelumnya, Abah bekerja serabutan di kampung halamannya, Kampung Marasa Desa Cisala, Kecamatan Cisarua/Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Ia tinggal di rumahnya bersama seorang istri, Ma Entin (62) dan satu orang cucu. Abah yang kini berusia 76 tahun itu, tiap harinya mencari rezeki sebagai tukang tambal ban.

Dirinya tak menyangka bahwa hidupnya menjadi tukang tambal ban seperti sekarang ini. Tapi demi menghidupi keluarga, Abah Dana ikhlas menjalaninya.

Bersama Abah Korban Gempa Sumedang yang Kini Jadi Tukang Tambal Ban demi Hidupi Keluarga (Foto: Dok. Pribadi)
Bersama Abah Korban Gempa Sumedang yang Kini Jadi Tukang Tambal Ban demi Hidupi Keluarga (Foto: Dok. Pribadi)
Setelah ngobrol lebih dekat, Abah Dana bercerita, bahwa dirinya adalah salah seorang korban gempa bumi yang terjadi pada malam tahun baru 2024, beberapa bulan yang lalu.

Saat ini rumahnya tidak bisa dihuni karena rusak cukup berat, sedangkan istri dan cucunya saat ini dititipkan/menumpang di tempat saudara di Sumedang.

Setelah kejadian sampai sekarang menurut pengakuannya belum ada bantuan guna memperbaiki rumahnya. Hanya saja sudah ada pengontrolan dari pemerintah setempat. Keprihatinan Abah pun kian bertambah karena harus mengurus pengobatan sang istri yang saat ini menderita sakit diabet.

Abah Korban Gempa Sumedang yang Kini Jadi Tukang Tambal Ban demi Hidupi Keluarga (Foto: Dok. Pribadi)
Abah Korban Gempa Sumedang yang Kini Jadi Tukang Tambal Ban demi Hidupi Keluarga (Foto: Dok. Pribadi)
Beban Abah juga bertambah setelah dititipi satu orang cucu yang orangtuanya bercerai dan tak mampu mengurusnya. Kini Abah selain menghidupi istrinya juga harus mengurus cucu yang masih sekolah di bangku kelas 3 SMP.

Dalam sehari dari hasil usaha tambalnya, Abah bisa mendapatkan penghasilan rata-rata 75 ribu rupiah. Uang sebesar itu, dipakai dirinya di Bandung dan sebagiannya lagi diberikan untuk kebutuhan hidup istrinya di Sumedang.

Abah Korban Gempa Sumedang yang Kini Jadi Tukang Tambal Ban demi Hidupi Keluarga (Foto: Dok. Pribadi)
Abah Korban Gempa Sumedang yang Kini Jadi Tukang Tambal Ban demi Hidupi Keluarga (Foto: Dok. Pribadi)
Di sisa usianya ini, Abah tetap akan menjalani sebagai tukang tambal ban. Ia berharap dengan berkah Ramadan rumahnya yang saat ini masih rusak, segera mendapatkan bantuan perbaikan dari pemerintah. Sehingga diri dan keluarganya bisa kembali lagi.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun