Jumardin Muchtar
Jumardin Muchtar Dosen

Info contact instagram @jumardinmuchtar

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Nilai-Nilai Spritual Ramadhan

24 Maret 2024   06:36 Diperbarui: 24 Maret 2024   07:46 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nilai-Nilai Spritual Ramadhan
Sumber: Nilai-Nilai Spritual Ramadhan by Jumardin Muchtar

"Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan yang sia-sia, maka Allah tidak butuh akan dia meninggalkan makanan dan minumannya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa puasa bukan hanya tentang menahan makanan dan minuman, tetapi juga tentang menahan diri dari perbuatan sia-sia dan negatif. Hal ini menuntut kesabaran yang mendalam dalam menjaga perilaku dan ucapan sehari-hari.

Kesabaran yang mendalam juga tercermin dalam kisah-kisah para nabi dan orang-orang saleh dalam Al-Qur'an. Contohnya, kisah Nabi Yusuf AS yang menjalani ujian kesabaran dalam menghadapi fitnah dari istri Potifar. Meskipun menghadapi godaan dan kesulitan, Nabi Yusuf tetap tabah dalam menjaga kesuciannya.

Dengan demikian, Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang mengasah kesabaran yang mendalam dalam menghadapi cobaan dan ujian kehidupan. Dengan memperdalam pemahaman kita tentang kesabaran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mengambil manfaat spiritual yang mendalam dari pengalaman Ramadan dan menjadikan diri kita lebih baik dalam menghadapi ujian hidup.

Kedermawanan yang Tulus
Ramadan juga mengajarkan nilai kedermawanan yang tulus. Di bulan ini, umat Muslim diajak untuk lebih memperhatikan sesama yang kurang beruntung dan berbagi rezeki dengan mereka yang membutuhkan. 

Zakat dan sedekah menjadi bagian integral dari ibadah Ramadan, mengingatkan kita akan pentingnya berbagi keberkahan yang kita terima dengan orang lain. Melalui tindakan kedermawanan, kita tidak hanya membantu mereka yang membutuhkan, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan solidaritas umat manusia.

Salah satu ayat Al-Qur'an yang menegaskan pentingnya kedermawanan adalah surat Al-Baqarah ayat 261:

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan) oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 261)

Ayat ini menunjukkan bahwa setiap kebaikan yang dilakukan dengan ikhlas dan tulus akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT. Oleh karena itu, kedermawanan yang dilakukan selama Ramadan diharapkan akan mendatangkan berkah yang melimpah.

Selain itu, hadis Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga menggarisbawahi pentingnya kedermawanan dalam Ramadan. Diriwayatkan dari Ibn Abbas, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Sebaik-baiknya amal adalah memberikan makanan pada keluarga (yang lapar)." (HR. Ahmad)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun