Jumarni
Jumarni Freelancer

Selesaikan Urusan Allah, Allah akan selesaikan segala urusanmu.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Level Up Your Ramadhan

7 Mei 2020   23:33 Diperbarui: 7 Mei 2020   23:58 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Level Up Your Ramadhan
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ramadhan menjadi moment mendidik atau mentarbiyah diri untuk menjadi orang  yang lebih baik dengan level maksimal dalam setiap pencapaian ibadah. Hal ini seolah menjadi suatu revolusi yang terjadi pada seseorang yang ingin mengejar kemuliaan ramadhan. Segala ibadah jadi berlipat ganda.

Ramadhan menjadi ajang saling baik satu dengan lainnya. Baik secara dunia nyata maupun dunia maya. Saling mengajak untuk menjadi lebih baik. Memaksimalkan waktu untuk bersama Al-Qur'an, menuntut ilmu dan berbagi.

Dalam keadaan pandemic yang menjadi istimewa kali ini adalah apabila kita saling bantu. Disaat kita merasakan kelaparan, ada keinginan dan waktu untuk memikirkan orang lain. Dengan pahala dibulan ini kian berlipat ganda, membuat kita senantiasa ingin terus berbagi. Apapun itu. Karena merasakan bahwa kesulitan, kelaparan, tentu tidak seberapa kita rasakan dibanding dengan mereka yang tak berkepunyaan.

Hal yang unik dari ramadhan tahun ini adalah begitu banyak kajian yang bertebaran dimana-mana. Baik berbayar maupun gratis. semua entitas mengambil bagian untuk menebar kebaikan. Open donasi kepalestinaan, dhuafa, guru ngaji, kajian dimana-mana, sharing soft skill, dll.

Beberapa hari lalu saya membaca tulisan seorang tentang bagaimana konsep berbagi meskipun dalam keadaan sulit. Saya coba mengutip ayat yang tidak sesuai dengan matematika manusia, namun tidak ada ketidakmungkinan jika ia merupakan firman Allah yang berbunyi "Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya." (QS. 6:160).

Pada tulisan seorang penulis tersebut menjelaskan ketika kita tidak memiliki material; uang, harta, dll. Maka yang memberilah apapun yang kita punya salah satunya yaitu ilmu. Karena basicly dari penulis adalah anak ekonomi syariah maka ditulislah konsep-konsep, sharing pengalaman, ilmu sederhana berupa tips yang setidaknya bisa dia berikan untuk orang lain. Mengapa ia hanya berbagi lewat tulisan karena ia tak memiliki uang saat itu. Kondisi ekonomi dalam keadaan terpuruk. Setelah rutin ia berbagi di media sosial, banyak yang menghubungi secara pribadi dengan ia untuk sharing.  Perlahan terbukalah rezeki dari pintu yang tak diduga. Menjadi pemateri, pembicara, dan narasumber. 

Hikmah dari korelasi tulisan saya yaitu kita dapat mengambil peran. Turut berbagi dengan apapun yang kita punya dalam rangka memaksimalkan ramadhan.

Karena lebih lowong saat ramadhan dalam keadaan lockdown #WFH #dirumah aja. Banyak potensi dalam berbagi. Menambah ilmu dan berkumpul dengan orang-orang yang satu frekuensi, bersemangat dalam mencari ilmu yang sekiranya kita butuhkan. Dengan berkumpulnya jiwa-jiwa yang tengah bersemangat, akan ada optimisme dan kekonsistenan dalam beramal.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun