Elen Pakpahan
Elen Pakpahan Guru

belajar mengajar, menulis dengan optimis, bercerita dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menikmati Nyepi dan Introspeksi Diri dalam Puasa

23 Maret 2023   18:18 Diperbarui: 23 Maret 2023   18:27 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati Nyepi dan Introspeksi Diri dalam Puasa
Kalender Maret (Canva.com)

Dua hari ini, Rabu dan Kamis, 22-23 Maret 2023, sekolah tempatku bekerja diliburkan. Bukan hanya tempatku mengajar saja, tapi rata-rata sekolah di Indonesia juga sama. Meskipun Yayasan Kristen, tetapi para pelajar kami juga banyak yang beragama Hindu dan Islam.

Hari libur ini diambil berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama (Menag), Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB) atau yang biasa disingkat SKB 3 Menteri.  Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023, telah ditetapkan sebelumnya, yaitu Rabu, 22 Maret ditetapkan sebagai peringatan Hari Raya Suci Nyepi dan Kamis, 23 Maret adalah cuti bersama peringatan Hari Raya Suci Nyepi tahun 2023. Cuti bersama pada Kamis, 23 Maret juga sekaligus ditetapkan sebagai 1 Ramadan 1444 H atau awal puasa Ramadhan 2023. 

Nyepi dan puasa adalah dua tradisi agama yang berbeda namun keduanya memiliki konsep menjaga keheningan dan introspeksi diri. Di Bali dan beberapa daerah di Indonesia, umat Hindu melaksanakan puasa selama 24 jam dan menjaga keheningan sebagai bentuk introspeksi diri dan penghormatan terhadap alam semesta. 

Pada hari Nyepi ini seluruh aktivitas di Bali dihentikan, termasuk kegiatan di jalan raya dan di rumah. Orang-orang diminta untuk tidak bekerja, tidak melakukan kegiatan apapun, dan bahkan tidak boleh melakukan aktivitas online atau memasak. Dalam hal ini, orang-orang dianjurkan untuk merenung dan memikirkan tujuan hidup mereka serta berfokus pada spiritualitas dan kesejahteraan diri. Selain itu, dilakukan juga upacara melasti dan ogoh-ogoh untuk membersihkan diri dan mengusir kejahatan. 

Sementara itu, puasa merupakan praktik yang umum dilakukan di berbagai agama, termasuk Islam, Kristen, dan agama-agama lainnya. Tujuan dari puasa adalah untuk membersihkan jiwa dan tubuh, serta meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai spiritual dan sosial. Dalam Islam, puasa dilaksanakan selama bulan Ramadan, di mana umat muslim diwajibkan untuk menahan diri dari makan, minum, dan berbuat baik dari fajar terbit hingga terbenam. Mereka juga diharuskan untuk berdoa, membaca Al-Quran, dan memberikan sedekah kepada orang yang membutuhkan.

Meskipun Nyepi dan puasa berasal dari agama dan budaya yang berbeda, keduanya memiliki kesamaan yaitu momen mendalami spiritual dan introspeksi yang dijalani oleh orang-orang yang menjalankan tradisi tersebut. Dalam tradisi ini, keduanya dianggap sebagai periode introspeksi dan pengembangan diri, di mana individu dapat mengalami pertumbuhan spiritual dan kesejahteraan pribadi yang lebih baik.

Bagaimana dengan orang yang bukan umat Hindu atau Islam? 

Umat di luar Hindu atau Islam diharapkan dapat memandang positif tentang menghargai perbedaan dan keberagaman agama dan budaya dalam kehidupan sehari-hari dan juga memperkaya hidup melalui perayaan ini. Sehingga, tradisi Nyepi dan puasa dapat berlangsung lebih bermakna.

Rahajeng Rahina Nyepi 2023, sameton sareng sami! (Selamat Hari Raya Nyepi 2023 untuk semua saudaraku)
Selamat Merayakan Bulan Suci Penuh Kemenangan. Semoga selalu bisa menjalani ibadah dengan lancar dan tanpa halangan.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun