Nomine Penulis Opini Terbaik Kompasiana Awards 2024 | Juara Favorit Blog Competition Badan Bank Tanah 2025
Ramadan dan Karakter, Makna Berbuka Puasa Bersama
Ramadan, dengan segala tradisinya, memberikan ruang bagi keluarga untuk menanamkan nilai-nilai itu secara alami. Pendidikan karakter bukan sekadar program sekolah atau kampanye sesaat, tetapi perjalanan panjang yang harus dimulai sejak dini dan diperkuat melalui pengalaman langsung. Ramadan hanyalah salah satu contoh bagaimana nilai-nilai itu bisa ditanamkan.
Belajar Berbagi
Jangan bayangkan berbuka puasa di masjid seperti di rumah, di mana makanan bisa diambil sesuka hati. Di masjid, anak-anak harus belajar berbagi dengan teman-temannya.
Sering kali, sang kakak sedikit protes, "Padahal aku masih haus lo, Yah. Kenapa kok cuma satu gelas aja teh-nya?"
Di masjid kami, setiap anak hanya mendapatkan satu gelas es teh atau teh panas. Ketersediaannya terbatas, sehingga sistem ini diterapkan agar semua kebagian. Tidak hanya es teh, tahu goreng pun sering menjadi rebutan. Jika tidak dibagikan dengan adil, anak-anak kerap berebut.
Wajar, namanya juga anak-anak. Bahkan kami, para bapak-bapak, kadang ikut berebut, bedanya, lebih pakai strategi, hehe. Tetapi justru di sinilah pendidikan karakter bekerja secara nyata.
Anak-anak belajar bahwa tidak semua keinginan bisa dipenuhi, bahwa ada teman-teman lain yang juga memiliki hak yang sama. Inilah empati, kemampuan memahami dan peduli terhadap perasaan orang lain.
Jean Piaget, seorang psikolog perkembangan, menjelaskan bahwa anak-anak usia dini cenderung egosentris, melihat dunia dari sudut pandang mereka sendiri. Namun, melalui pengalaman berbagi, mereka belajar bahwa dunia ini bukan hanya tentang "aku", tetapi juga tentang "kita".
Konsep berbagi ini juga ditegaskan dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah sempurna iman seseorang hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhari dan Muslim).
Pendidikan karakter sering kali dianggap sebagai mata pelajaran di sekolah, tetapi sebenarnya ia tumbuh dalam keseharian. Tradisi berbuka puasa di masjid menjadi wahana alami bagi anak-anak untuk memahami makna berbagi, mengendalikan ego, dan menumbuhkan empati.
Di tengah krisis empati yang semakin nyata, di mana hak orang lain sering diabaikan demi kepentingan pribadi, pembiasaan berbagi sejak dini adalah investasi moral yang sangat berharga.
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY CHALLENGE
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Ketemu di Ramadan hadir kembali. Selain sebagai ajang buka puasa bersama Kompasianer, ada hal seru yang berbeda dari tahun sebelumnya. Penasaran? Tunggu informasi selengkapnya!