(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id
Ketika Ritual Mudik Mempertemukanku dengan Banyak "Keluarga" Baru
Selebihnya, saya dan teman-teman sering disangoni apa saja oleh orang tua teman-teman yang kita singgahi, asal mau singgah saja! Bisa nasi bungkus, sekaleng kue kering, minuman botol/kaleng, setandan pisang, sekarung jagung, seekor ayam, uang bensin, uang beli es bahkan pernah dikasih juga uang untuk beli baju lebaran...he...he...he... lumayan kan!?
Untuk rombongan mudik ke arah utara jumlahnya memang tidak seberapa banyak, karena di sebelah utara Kota Tembakau hanya ada dua kota kabupaten, yaitu Kota Tape dan bumi Afrikanya Jawa Timur.
Sedangkan tujuan mudik rombongan kami yang ke arah barat sangat beragam, ada yang menuju Kota Pisang atau juga sering disebut dengan Oostenrijk Van Java atau Austria Van Java, kota mudik paling dekat dengan Kota Tembakau. Anda tahu dimana lokasinya?
Setelah itu ada juga yang menuju Kota Mangga-nya Jawa Timur di pesisir utara, khusus untuk Kota santri seperti yang kita ketahui, semua daerah yang termasuk tapal kuda di Jawa Timur ini sebagian besar menyandang julukan sebagai Kota Santri.
Ada juga yang menuju Kota Apel, Kota Udang dan Kota Pahlawan. Dari kota Pahlawan, jurusan perjalanan darat terpecah jadi dua jalur, yaitu jalur pantura yang melewati Kota Pudak, Kota Soto, Kota Bumi para wali dan terakhir Kota Jati. Sedangkan untuk jalur tengah kita akan melewati Kota Onde-onde dan kota beriman yang juga dikenal sebagai Heart of East Java alias Jantungnya Jawa Timur.
Dari Kota Beriman yang banyak berdiri pondok pesantren terkenal ini, jalur mudik tengah ini terpecah menjadi dua jalur lagi, yaitu jalur tengah yang akan menuju Kota Angin, Kota Brem, Kota reog, Kota Bambu, Kota 1000 Goa dan terakhir kampung halaman saya di kaki gunung Lawu.
Sedangkan jalur selatan untuk menuju Kota Tahu, Kota Patria, Kota Marmer dan terakhir Kota Alen-Alen atau juga dikenal dengan julukan Kota Keripik Tempe.
Sampai saat ini, saudara-saudara baru yang saat itu (sekitar 20 tahun yang lalu) saya kenal ketika dalam perjalanan mudik masih rutin berkomunikasi dengan saya. Kita masih bersaudara sampai saat ini. Memang banyak yang sudah terdiaspora ke beberapa daerah bahkan ke beberapa negara, tidak sedikit juga yang sekarang menetap di Kalimantan Selatan tidak terlalu jauh dari Kota 1000 Sungai.
Inilah warna-warni mudik yang selalu memberikan pesan hikmah bagi saya, semoga bermanfaat! Pesan saya pribadi, meskipun mudik pakai sepeda motor relatif nyaman dan irit tapi tingkat keamanannya berbanding terbalik alias relatif rendah.