(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id
Pesan Bijak di Balik "Runtuhnya" Eksistensi Pasar Wadai Ramadan di Banjarmasin
PSBB dan Eksistensi Pasar Wadai
Tepat tanggal 24 April 2020, berbarengan dengan hari pertama puasa Ramadan 1441 H, Kota Banjarmasin resmi memberlakukan PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar, sebagai upaya antisipasi sekaligus aksi memutus mata rantai penyebaran covid-19 di Kota 1000 Sungai yang masuk dalam zona merah pandemi covid-19.
Akibatnya bisa ditebak! Tahun ini, "wajah" Ramadan di Kota 1000 Sungai sangat jauh berbeda dari biasanya. Tutupnya hampir semua masjid, mushalla, langgar dan surau yang selama ini menjadi simpul aktifitas reliji, sosial dan budaya Urang Banjar , nyaris tidak menyisakan tanda-tanda semarak syiar Ramadan, begitupun ghirah-nya!
Tidak hanya itu, bahkan jauh-jauh hari sebelum PSBB resmi diberlakukan, Pemerintah Kota Banjarmasin sudah memutuskan untuk tidak membuka pasar wadai, salah satu ikon Ramadan dan juga pariwisata banua yang beberapa dekade terakhir berhasil membangun brand image Kota 1000 Sungai, sebagai salah satu destinasi wisata berbasis sungai dengan budaya kuliner terbaik di Indonesia, sekaligus menjadi sisi unik "wajah" Ramadan di Kota 1000 Sungai.
Tapi inilah faktanya! Kuasa manusia memang terbatas hanya sampai pada merencanakan saja, selebihnya memang Sang Khalik yang menentukan!
Pandemi Covid-19 tiba-tiba datang memporakporandakan semua sendi kehidupan masyarakat dunia, tidak terkecuali di Banjarmasin yang menyebabkan stabilitas perekonomian regional, nasional dan internasional semuanya terancam terseret ke jurang resesi dahsyat yang belum pernah terjadi sebelumnya, jika pandemi covid-19 tidak segera berakhir dan diakhiri penyebarannya.
Semoga pemberlakukan PSBB di Kota Banjarmasin sejak awal Ramadan menjadi kisah indah berakhirnya penyebaran covid-19 di Kota 1000 Sungai dan sekitarnya. Amin.
Dalam situasi pembatasan sosial seperti saat ini, sangat wajar jika semua elemen masyarakat wajib lebih bijaksana dalam mengelola sumber daya ekonomi yang masih ada dan bisa dimanfaatkan, termasuk didalamnya yang paling aktual adalah selektif dalam memilih dan memilah belanja kebutuhan untuk menentukan skala prioritasnya.
Absennya pasar wadai di Ramadan tahun 2020 ini, pada prinsipnya memang sebagai antisipasi Pemerintah Kota Banjarmasin untuk menghindari semakin meluasnya potensi penyebaran covid-19 di Kota 1000 Sungai.
Seperti sudah jamak kita ketahui bersama, even pasar wadai bulan Ramadan tidak pernah sepi dari pengunjung. Ribuan orang setiap saat silih berganti memadati arena pasar di seputar RTH Kamboja dari selepas Ashar sampai selepas Sholat Tarawih!
Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi jika Ramadan tahun ini pasar wadai tetap dibuka!?