kaekaha
kaekaha Wiraswasta

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Baiti Jannati, Spirit dan Momentum Menghadirkan "Surga" di Rumah Kita

19 Mei 2020   16:31 Diperbarui: 19 Mei 2020   16:31 8515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baiti Jannati, Spirit dan Momentum Menghadirkan "Surga" di Rumah Kita
Baiti Jannati | helloshabby.com

Istilah Baiti Jannati tentu sangat familiar bagi kita semua. Frasa yang berasal dari bahasa Arab ini dalam bahasa Indonesia biasa diartikan sebagai rumahku surgaku.

Secara sederhana, frasa rumahku surgaku bisa dimaknai sebagai inspirasi untuk menjadikan "rumah" layaknya surga, yaitu sebuah tempat yang kita yakini dan persepsikan sebagai tempat paling indah, paling nyaman dan tentu paling ideal untuk sebuah kehidupan.

Jadi, "rumah" disini tidak hanya dimaknai sebatas konstruksi bangunan untuk tempat tinggal kita dan keluarga, layaknya sarang bagi binatang, tapi sebuah bangunan istimewa, terbaik, ternyaman dan juga paling ideal bagi kita, manusia untuk hidup dan berkehidupan di dunia sesuai dengan yang dituntunkan oleh Sang Khaliq, sebagai sarana ruhaniyah untuk menggapai surga yang sebenarnya.

Untuk mewujudkan konstruksi bangunan baiti jannati, tentunya memerlukan elemen pembangun yang terbaik juga. Disini, keluarga sebagai bagian terpenting dalam "proyek" ini, selain harus samuak saliurseiya sekatase-misi dan se-visi, juga wajib rajin bersih-bersih terhadap diri sendiri, baik bersih-bersih fisik, psikis maupun hati sebagai manifestasi untuk menjadi elemen pembangun yang terbaik.

Karena sangat mustahil, dari sesorang yang "tidak bersih", bisa terbangun karya konstruksi bangunan baiti jannati, yang istimewa, terindah, terbaik, ternyaman dan juga paling ideal untuk hidup dan kehidupan layaknya gambaran persesif surga!

Spirit Baiti Jannati 

Persepsi kita secara umum terhadap gambaran surga adalah sebagai tempat paling indah, paling nyaman dan tentu paling ideal untuk sebuah kehidupan. Sekali lagi, penggambaran-penggambaran tentang surga yang didapat dari berbagai ilustrasi dalam Alquran ini posisinya memang masih sebatas persepsi, tapi persepsi yang dibangun dari sebuah konstruksi keyakinan yang diyakini kebenarannya. 

Dari keyakinan diatas, setidaknya kita sudah mengetahui seperti apa gambaran sederhana dari konsep baiti jannati yang secara sederhana pula bisa kita maknai sebagai sebuah "rumah" yang  indah, nyaman dan sangat ideal untuk membangun sebuah kehidupan. 

Dengan memahami konsep dasar baiti jannati, kita juga bisa mengetahui model konstruksi untuk membangun, berikut material terbaik yang diperlukannya. Betul?

Jika kita analogikan dalam bentuk yang sebenarnya, model baiti jannati  sebagai sebuah rumah yang berkategori sebagai tempat terindah, tempat ternyaman dan tempat yang paling ideal untuk membangun sebuah kehidupan, masing-masing orang tentu punya parameter yang berbeda-beda tergantung dari referensi yang dimiliki, tapi dalam bentuk persepsi yang paling umum, setidaknya diskripsi rumah yang bersih, tidak kotor, tidak berbau, bebas najis, rapi dan teratur bisa menjadi role model standar fisik baiti jannati.  Susahkah kira-kira membangun baiti jannati?

Innamal A’malu Binniyat. (Semua) amal tergantung pada niat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun