kaekaha
kaekaha Wiraswasta

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

"Basambang Mambangkit Tampirai" Ngabuburit Asyik ala Urang Banjar

15 April 2022   01:01 Diperbarui: 15 April 2022   17:12 1698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Basambang Mambangkit Tampirai" Ngabuburit Asyik ala Urang Banjar
Basambang Mambangkit Tampirai | @kaekaha

Salah satu kearifan lokal masyarakat Banjar warisan dari budaya sungai-rawa yang telah berusia berabad-abad lamanya dan sampai sekarang masih tetap eksis adalah tradisi maiwak alias tradisi menangkap ikan khas Urang Banjar yang teknik, perangkat dan juga termasuk umpan-nya sangat beragam.

Salah satu teknik maiwak yang paling populer di lingkungan ekosistem sungai-rawa khas Urang Banjar, karena ramah lingkungan, relatif mudah, sederhana, tidak perlu skill khusus dan setiap hari hasilnya bisa dipanen adalah teknik maiwak dengan cara memasang tampirai.

Tampirai Modern dari Kawat | @kaekaha
Tampirai Modern dari Kawat | @kaekaha

Tampirai ini sejenis dengan bubu atau alat untuk menjebak ikan tradisional yang banyak tersebar di berbagai daerah di nusantara. Mungkin yang membedakan satu sama lain hanyalah bahan, ukuran dan juga desain bentuk bubu atau tampirai-nya yang umumnya disesuaikan dengan target ikan yang diincar, baik ukurannya maupun jenisnya dan juga target lokasi peletakan alat yang biasanya di lokasi-lokasi strategis di pinggiran sungai atau rawa-rawa.

Di Banjar, ikan yang menjadi target maiwak dengan menggunakan tampirai ini umumnya adalah ikan sapat atau ikan sepat (Trichopodus trichopterus), ikan Sapat Siam (Trichopodus pectoralis), Papuyu atau ikan bethik/bethok (Anabas testudineus) haruan atau ikan gabus (Channa striata), walut atau belut (Monopterus albus), kadang-kadang ada juga ikan mas atau nila, bahkan ular rawa yang terjebak dan tidak bisa keluar lagi dari tampirai.


Untuk mengambil atau tepatnya mamanen ikan dari dalam tampirai, Urang Banjar biasa menyebutnya sebagai mambangkit tampirai atau mengangkat tampirai. 

Jadi, makna dari kalimat "Basambang Mambangkit Tampirai" dalam kalimat judul diatas maknanya adalah ngabuburit dengan memanen ikan dari tampirai.

Aktivitas mambangkit atau mengangkat tampirai untuk mengambil ikan yang ada di dalamnya ini, biasanya dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi setelah waktu dhuha dan sore setelah waktu Ashar

Biasanya, kalau hari panas dan banyu surut ikan yang terjebak di tampirai lebih banyak daripada saat banyu tinggi air pasang karena hujan atau sungai konektor dapat kiriman banjir dari hulu. 

Sejak dulu, Mambangkit tampirai ini merupakan salah satu aktifitas dambaan siapa saja, termasuk anak-anak, karena sensasi mengangkat tampirai apalagi kalau di dalamnya banyak sekali terdapat ikan dengan jenis yang beragam tidak bisa sekedar diucapkan dengan kata-kata. Duh ... rasanya luar biasa! 

Sayangnya, tidak semua orang tua di Banjar mengizinan anak-anak untuk mambangkit tampirai dari andakannya (mengangkat tampirai dari tempatnya) dengan berbagai alasan.

Membakar Lemak | @kaekaha
Membakar Lemak | @kaekaha

Bukan hanya sensasi pas mambangkit-nya saja, daya tarik aktivitas yang satu ini. Karena tampirai diletakkan terpisah dengan jarak yang cukup berjauhan, apalagi kalau jumlahnya cukup banyak, maka dengan mendayung atau mengemudikan jukung dengan galah saat menuju ke masing-masing lokasi tampirai, bisa menjadi olahraga alternatif yang efektif untuk membantu membakar lemak.

Dan satu lagi! Di sepanjang perjalanan, kita juga akan disuguhi keunikan sekaligus kekhasan ekosistem rawa dan sungai khas Kalimantan yang ijo royo-royo bikin adem mata dan pikiran.

Selain tanaman padi rawa milik warga yang ditanam di rawa lebak, rawa-rawa di sini juga banyak ditumbuhi tanaman-tanaman rawa berdaun hijau segar seperti Jariangau (Acorus calamus L. Acoraceae), talipuk atau bunga teratai (Nymphae pubescens Willd), Genjer (Limnocharis flava), Kalakai atau pakis (Stechnolaena palustris), supan-supan atau sayuran putri malu (Neptunia oleracea) dan banyak lagi yang lainnya.

Ikan Hasil dari Mambangkit Sebagian Tampirai | @kaekaha
Ikan Hasil dari Mambangkit Sebagian Tampirai | @kaekaha

Oya, kedalaman rawa-rawa lebak yang menjadi obyek penempatan tampirai ini bervariasi antara 0,5 meter sampai 1 meter dan akan semakin dalam jika semakin mendekati sungai konektor. 

Nah, karena sekarang kita semua sedang menjalankan ibadah puasa wajib di bulan Ramadan dan biasanya banyak yang di waktu sorenya nggak ngapa-ngapain hingga terbuang sia-sia, bagaimana kalau nanti sore selepas waktu Ashar kita basambang ke Banjarmasin!? Kita basambang mambangkit tampirai saja. Pasti seru!

Yuk jalan-jalan ke Banjarmasin...

Semoga bermanfaat!

"Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan 1443 H"

Salam matan Kota 1000 Sungai, 

Banjarmasin nan Bungas! 

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

04 March 2025
SEDANG BERLANGSUNG
Cerita Kocak Pas Sahur
blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 2 
05 March 2025
Puasa Jalan Terus, Produktivitas Jangan Tergerus
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 3
06 March 2025

MYSTERY TOPIC

Mystery Topic 1
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 4
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Cara Seru Nunggu Bedug di Ketemu Ramadan

Ketemu di Ramadan hadir kembali. Selain sebagai ajang buka puasa bersama Kompasianer, ada hal seru yang berbeda dari tahun sebelumnya. Penasaran? Tunggu informasi selengkapnya!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun