(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id
Buah Labu dan "PesanNya yang Menakjubkan" pada Perjalanan Kenabian Dzu Nun
Tidak hanya itu, faktanya buah labu ternyata juga mengandung banyak antioksidan bermanfaat, beberapa diantaranya seperti Lutein, zeaxanthin, Beta karoten, polifenol, dan flavonoid, sehingga baik untuk menurunkan berat badan, melancarkan pencernaan, meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga kesehatan mata, kulit lebih sehat dan awet muda, menjega kesehatan jantung, menurunkan resiko kanker.
Khusus untuk manfaat daging buah labu untuk menangkal atau menurunkan resiko kanker ini, sudah diuji coba oleh Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC) Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada. Bahkan tidak hanya sebagai penangkal kanker saja, dalam rilisnya, daging buahnya yang berwarna oranye kekuningan tersebut juga mengandung antiokisidan yang bermanfaat untuk penyembuhan radang, pengobatan ginjal, demam, dan diare. Air buahnya berguna sebagai penawar racun binatang berbisa, sementara bijinya yang biasa diolah menjadi kuaci juga bisa dimanfaatkan menjadi obat cacing pita.
Waluh dalam Budaya Urang Banjar
Buah labu yang dalam bahasa Banjar lebih akrab disebut sebagai waluh merupakan salah satu buah (ada sebagian yang menyebutnya sebagai sayur) yang cukup populer dalam tradisi kuliner Urang Banjar, sebutan untuk masyarakat suku Banjar. Sejauh ini, ada lima spesies labu yang umum dikenal, yaitu Cucurbita Maxima Duchenes, Cucurbita Ficifolia Bouche, Cucurbita Mixta, Cucurbita Moschata Duchenes dan Cucurbita Pepo.
Baca Juga : Sensasi Legitnya Pais Waluh yang Akan Membuatmu Rindu Banjarmasin
Uniknya, secara umum di Indonesia kelimanya biasa disebut dengan labu kuning, mungkin karena secara fisik kelimanya memiliki ciri-ciri yang hampir sama, yaitu berbentuk bulat pipih, lonjong atau panjang dengan banyak alur (15-30 alur) dan tentunya mempunyai daging buah berwarna kuning.
Bagi Urang Banjar, hampir semua bagian tanaman ini bisa dimanfaatkan, diolah menjadi beragam kuliner khas Banjar, bahkan beberapa diantaranya bisa digolongkan sebagai masterpiece-nya kuliner Banjar.
Ditangan galuh Banjar (Bhs. Banjar ; gadis-gadis Banjar) dan para pawadaian (Bhs. Banjar ; pembuat kue), buah labu alias waluh ini memang bisa di muliakan menjadi makanan-makanan enak, mulai dari beragam model wadai atau kue-kue basah khas Banjar yang bercitarasa legit dan juga beberapa olahan teman makan berat yang citarasanya juga tidak kalah lezat dan tentunya tetap bergizi.
Urang Banjar mempunyai tradisi unik terkait perwadaian alias perkuean, yaitu kebiasaan mengudap wadai setiap habis makan, yah sebelas duabelas-lah sama dessert-nya ala orang-orang barat. Makanya tidak heran jika Urang Banjar mempunyai banyak jenis wadai enak untuk dessert sehari-hari, termasuk deretan wadai-wadai bercitarasa legit dari bahan waluh alias labu, khususnya labu kuning.