(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id
Seni Kliping, Ladang Cuan dan Pengetahuan yang Sering Terlupakan
Aku Sayang Koran!
Sejak beberapa tahun terakhir, setiap memasuki bulan Ramadan, anak-anak selalu merengek-rengek minta kamar tidur private alias sendiri-sendiri, terutama kalau si sulung dan adiknya yang nomor dua pulang dari mondok. Ini karena, sejak si duo kakak mondok, kamar mereka saya jadikan gudang "koleksi" koran yang telah saya kumpulkan sejak saya masih kuliah di pertengahan 90-an, sedang gudang koran reguler sudah overload.
Baca Juga : Terpesona Desain Unik dan Nyentrik Masjid Bambu Kiram di Kalimantan Selatan
Biasanya, istri saya sangat mendukung rengekan anak-anak, karena sejak lama juga sudah sangat gatal tangannya untuk menjual tumpukan koran-koran yang sebenarnya sudah saya klasifikasikan sesuai tanggal terbit dan nama korannya kepada tukang loak yang setiap hari terus meneror keluarga saya begitu mengetahui di rumah saya ada segunung harta karun. Koran!
Bahkan, hampir tiap hari tukang loak yang orangnya terus berganti-ganti, merayu istri saya agar koran-koran tersebut dijual kepada dia dan dia berjanji akan memberikan harga paling bagus, bahkan masing-masing tukang loak, tidak segan-segan memberi garansi ganti rugi beberapa kali lipat dari selisih jika ada tukang loak lain yang mau memberi harga lebih mahal darinya. Nah lho, apa pula ini!
Membaca koran dan mengkoleksinya, baik dalam bentuk lembar utuh maupun potongan kliping, memang sudah menjadi hobbi saya sejak kecil. Bagi saya, sexy-nya koran sebagai sumber hiburan sekaligus referensi informasi, tidak akan pernah tergantikan apalagi sekadar lekang oleh waktu.
Baca Juga : 3 Treatment Tradisional "Galuh Banjar" Untuk Kulit Sehat dan Segar
Hanya saja, sebenarnya saya merasa sayang kalau harus memotong-motong koran menjadi kliping, kecuali ada yang memerlukan potongan kliping tersebut baru saya potongkan dari koran induk dan pastinya memang ada mahar yang lumayan ya...he...he...he... Karena kita jual potongan koran koleksi, bukan koran bekas!
Karena itulah akhirnya koran koleksi saya jadi menggunung dan setelah melalui pertimbangan yang begitu panjang, sejak beberapa tahun lalu, saya memilih untuk menyelamatkan "harta karun" saya tersebut dengan cara mengklipingnya. Sehingga setidaknya bisa sedikit mengurangi tumpukannya di kamar anak-anak.