(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id
"Banua Hujung Tanah", Sensasi Piknik di Titik Paling Selatan Pulau Kalimantan
Berita "Banua Hujung Tanah"
Di dalam hikayat Banjar, sebuah kronik kuno yang konon telah ditulis sebelum era keemasan kerajaan Hindu di Kalimantan Selatan, mengabadikan sebuah frasa, "Banua Hujung Tanah" yang diyakini sebagai "nama lain" dari Pulau Kalimantan.
Nama Banua Hujung Tanah atau ada sebagian yang menyebut "Hujung Tanah" saja untuk pulau Kalimantan ini, konon merujuk pada "angle" dari Tanjung Silat atau Tanjung Selatan, sebuah titik daratan yang dalam peta sekarang diketahui sebagai titik paling selatan wilayah Kalimantan Selatan dan tentunya Pulau Kalimantan. Jika di lihat dari titik ini, daratan Pulau Kalimantan ternyata berbentuk layaknya semenanjung atau daratan yang menjorok ke laut.
Angle dari semenanjung yang sekarang masuk dalam wilayah Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan ini, daratan Pulau Kalimantan memang terlihat layaknya semenanjung yang membujur dari selatan ke arah utara dengan pegunungan Meratus yang berhias hutan hujan tropis sebagai pasak sekaligus area konservasi alami bagi ekosistem flora-fauna dan juga budaya yang ada didalamnya.
Sepertinya dari angle ini juga, Mpu Prapanca, penulis Kakawin Nagarakretagama pada tahun 1365, sebuah kitab yang mengungkap sejarah tatapemerintahan dan peradilan Majapahit, menyebut Pulau Kalimantan sebagai "Tanjung nagara" yang berarti pulau yang berbentuk tanjung/semenanjung.
Secara faktual geografis, posisi Tanjung Selatan ini juga sangat strategis. Di bagian sebelah barat, terdapat muara Sungai Barito, salah satu sungai terbesar dan terpanjang di Kalimantan yang menjadi jalur utama mobilisasi manusia dan barang menuju pedalaman pulau. Sedangkan di bagian sebelah timur, terdapat Selat Pulau Laut yang memisahkan Pulau Laut (sekarang masuk wilayah Kabupaten Kotabaru) dengan daratan Kalimantan.
Panyipatan, Si-Tanjung Selatan