... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id
Kai Udin dan Kronik Paginya yang Mewah dan Penuh Berkah
Untuk memanen ikan dari alat jebakan tradisional yang di Banjarmasin sering disebut tampiray ini, Sidin biasanya harus mendayung jukung atau perahu kecil khas Banjar, pergi-pulang bisa mencapai 5-8 km.
Belum lagi harus berenang dan menyelam di beberapa spot tempat tampiray dipasang yang lokasinya tidak hanya di tepian sungai saja, tapi juga sampai masuk ke dalam area rawa-rawa Lebak pasang surut yang terkadang jukung tidak bisa menjangkaunya.
Pantas ya, diusia senjanya Kai Udin masih sehat dan gesit mendayung jukung, hingga enggan untuk segera "gantung dayung" alias pensiun mendayung pagi-sore untuk memanen ikan.
Setelah sampai kembali ke rumah, sekitar jam 10 atau paling lambat jam 11 WITA, Kai berusaha untuk tidak meninggalkan shalat Dhuha, minimal dua raka'at. Menurut Kai Udin, shalat Dhuha merupakan salah satu dari tiga wasiat Rasulullah kepada umat Islam agar terus berusaha dilaksanakan.
Setelah selesai shalat Dhuha, menurut Kai Udin, Sidin selalu berusaha menyempatkan untuk tidur Qoilulah, yaitu tidur sebentar sesaat menjelang waktu Dzuhur yang manfaatnya laksana makan sahur bagi orang yang berniat berpuasa.
Masha Allah, kronik pagi Kai Udin ini telah diterapkan beliau sejak masih belia puluhan tahun silam, sampai sekarang, sampai detik ini dan hasilnya, luar biasa mewah dan penuh berkah.
Semoga Bermanfaat!
Salam matan Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!