(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id
Membedah Warna-warni Musik Religi Indonesia dari Masa ke Masa
Lagu Kota Santri dan Perdamaian sampai saat ini masih sering terdengar, apalagi pernah dirilis ulang dengan warna berbeda oleh musisi-musisi kenamaan seperti Anang Hermansyah dan juga GIGI band.
Sayang, sejak akhir 90-an, kiprah girls band asal Semarang ini tidak lagi terendus pemberitaan, seolah-olah lenyap tertelan bumi.
Era 1990-an adalah masa-masa keemasan musik secara universal, begitu juga dengan musik religi. Musik religi di era ini memang cenderung lebih modern dan mulai meninggalkan bunyi-bunyian instrumen musik arab, sehingga lebih ngepop.
Ini ditandai dengan lahirnya lagu "Dengan Menyebut Nama Allah", salah satu lagu religi terbaik yang pernah ada dan dibawakan oleh Novia Kolopaking, hasil kolaborasi Dwiki Dharmawan pentolan band jazz kenamaan, Krakatau dengan AGS Arya Dwipayana tahun 1992.
Kesuksesan ini berlanjut, diikuti oleh Rita Efendi dengan lagu "Maha Melihat Maha Mendengar" karya Arie A. Dan Sekar Ayu Asmara, juga lagu "Ketika Tangan dan Kaki Berkata" milik Chrisye dari album Kala Cinta Menggoda yang rilis tahun 1997.
Kreatifitas musik religi di 90-an terus bergerak, seiring lahirnya lagu "Pagi Ramadhan" yang benar-benar out of the box! Lagu riang gembira yang dipopulerkan oleh trio RSD alias Rida Sita Dewi ini jelas "keluar pakem" dari lagu religi pada umumnya yang cenderung adem-adem lembut.
Tapi tetap saja, lagu gubahan personil kelompok nasyid Snada, M. Luqman dan Agus Snada yang ditutup dengan lantunan do'a ini tetap memberi kesan sebagai lagu religi yang bermakna relijius.
Di era ini, lagu "Hanya Tuhan"-nya Anang dan Krisdayanti yang dinyanyikan dengan cara yang tidak lazim untuk ukuran lagi religi menjadi penegasan betapa warna-warninya musik 90-an.
Disini, karakter suara Anang yang ngerock dengan lengkingan yang khas tetap tampil apa adanya menyelisihi karakter vokal pop manisnya Kris dayanti.