kaekaha
kaekaha Wiraswasta

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Adakah Pahala untuk Pemberi dan Peminta Maaf?

12 April 2024   16:52 Diperbarui: 12 April 2024   16:53 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adakah Pahala untuk Pemberi dan Peminta Maaf?
Mohon Maaf Lahir dan Batin | @kaekaha

Ramadan, bulan suci yang senantiasa kita rindukan setiap saat itu baru saja meninggalkan kita semua.

Alhamdulillah, tunai juga tugas kita melaksanakan ibadah puasa, berikut ibadah-ibadah Sunnah di bulan ramadan lainnya dan tidak ketinggalan pula syariat ibadah untuk berzakat dan merayakan Idul fitri.

Uniknya, muslim di Nusantara mempunyai tradisi unik untuk menuntaskan rangkaian ibadah selama bulan Ramadhan dengan saling berkunjung dan saling bermaaf maafan.

Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa melaksanakan ibadah puasa benar-benar karena iman kepada Allah dan mengharap pahala Allah SWT, niscaya diampuni semua dosa-dosanya" (HR. Bukhari dan Muslim).

Maknanya, muslim yang melaksanakan ibadah puasa sampai selesai, baik, benar dan ikhlas dalam melaksanakannya hanya karena Allah SWT, maka ampunan Allah SWT untuk "semua" dosa-dosanya tinggal menunggu "ketok palu!"

Nah ketok palunya ini masih nunggu ya! Karena yang di ampuni Allah SWT hanya dosa yang berhubungan dengan Allah SWT alias dimensi koneksitas Habluminallah-nya saja dan itu artinya, masih ada satu lagi unsur dosa yang harus di clear-kan dulu. Apa itu?

Itulah dosa yang berhubungan dengan manusia atau berhubungan dengan orang lain alias dimensi koneksitas habluminannas!

Artinya, sebelum orang yang kepadanya kita berbuat dosa  memaafkan kita, maka Allah SWT juga akan menggantung ketok palunya memaafkan dosa-dosa kita secara paripurna.

Karena itulah, seusai "berbuat dosa" terhadap orang lain, sesuai sunnahnya Rasulullah SAW, dianjurkan untuk sesegera mungkin meminta maaf. Dari pemahaman inilah, kebiasaan bermaaf-maafan setelah Ramadan akhirnya mentradisi di sebagian besar umat Islam di Indonesia.

Sebagai upaya untuk menyempurnakan kebersihan jiwa dan kebersihan diri dari dosa-dosa dengan sesama manusia demi ampunan paripurna dari Allah SWT. Masha Allah!

Luar biasanya, melalui ayat-ayat Al-Qur'an-Nya, Allah SWT juga memberikan pesan tersirat bagi hamba-hambaNya yang berakal. Ternyata, secara faktual memang lebih banyak porsi anjuran untuk memberi maaf lho daripada meminta maaf!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun