(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id
Memaknai Produktivitas Berkelas ala Cak Udin "Rombeng"
Di sela-sela aktifitas kami menyimpuni (membereskan;bahasa Banjar) barang-barang yang siap untuk dipacking dan ditimbang kami juga sesekali mengisi waktu kai dengan obrolan-obrolan selayaknya kawan lama.
Terutama terkait aktifitasnya yang secara faktual menurut saya lumayan berat, membutuhkan tenaga lebih, apalagi ibadah puasa Ramadan kali ini cuacanya tetap panas terik seperti biasanya dan yang membuat saya penasaran adalah penampakan air muka Cak Udin yang terlihat selalu tenang, adem ayem nggak ada citra wajah-wajah kemrungsung selayaknya orang-orang yang beraktifitas di jalanan.
Tentu saja, saya juga menanyakan cara Cak Udin me-manage usahanya agar tetap produktif dan punya daya saing?
Ini yang saya suka dari Cak Udin. Kejujurannya! Sambil tertawa renyah, dengan polosnya, beliau mengatakan kalau tidak paham apa itu produktif, produktifitas dan istilah-istilah lainnya yang menurutnya asing. Tapi bersyukurnya, setelah saya jelaskan maksud pertanyaannya, akhirnya beliau memahami maksudnya hingga akhirnya membuka "rahasia dapurnya".
Menurut Cak Udin, model kerjanya sekarang sudah jauh lebih ringan daripada masa-masa awal usahanya dulu yang harus keliling mendorong gerobak dengan jalan kaki saja, bahkan sekedar handphone untuk SMS-an juga belum punya, sehingga daya jelajah usahanya juga sangat terbatas.
"Sekarang, saya bawa gerobak kemana-kemana tinggal tarik saja pakai motor, begitu juga dengan smarthphone yang sekarang sudah ada dalam genggaman, menjadikan daya jelajah saya jauh lebih luas dan kerjanya jauh lebih mudah, efektif, juga efisien dan tentunya saya sangat bersyukur untuk itu". Kata Cak Udin.
Menariknya, Cak Udin mengaku nggak punya cara atau strategi khusus seperti yang saya maksudkan untuk mengelola usaha rombengnya hingga semaju sekarang, setidaknya jika dibandingkan dengan masa awal usahanya dulu. Semua berjalan mengalir begitu saja mengikuti naluri dan beliau memang terlihat sangat menikmati dan mensyukuri semua tahapan prosesnya.
"Intinya, saya niatkan semua daya dan upaya saya mencari rejeki dengan keliling mencari rombeng ini untuk ibadah Pak lik! Bismillah, saya berangkat keluar rumah, orang di rumah semua ridho. Insha Allah begitu juga dengan Gusti Allah yang menjadi penghulu segala urusan, termasuk berbagi rejeki, pasti ridho juga! Amit-amit kalau terjadi apa-apa dengan saya di jalan, ya sayanya syahid!"
"Dengan begitu, saya yakin Gusti Allah pasti menuntun usaha saya. Alhamdulillah terbukti kan! Sekarang saya nggak perlu susah-susah keliling-keliling, karena setiap hari ada saja orang tilpun mau jual barang bekas ke saya, termasuk sampean Pak lik!
Beruntungnya kita ini usaha sendiri, Pak lik! Jadi sepenuhnya bisa ngatur sendiri jadwal kerja kita. Ini penting, terlebih kalau pas bulan puasa seperti sekarang. Kalau cuaca panas banget atau masih capek ya istirahat, pas waktunya salat ya salat dulu. Dengan begitu, bukan saya saja yang bahagia, tapi Menurut saya sih, sebenarnya mudah dan sesederhana itu! Dengan logat Maduranya yang tatp saja masih kental, Cak Udin berusaha menguraikan isi kepalanya.
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY CHALLENGE
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Ketemu di Ramadan hadir kembali. Selain sebagai ajang buka puasa bersama Kompasianer, ada hal seru yang berbeda dari tahun sebelumnya. Penasaran? Tunggu informasi selengkapnya!