Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Lainnya

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Keutamaan Sikap Jujur Seseorang di Sisi Allah SWT

4 Mei 2021   06:04 Diperbarui: 4 Mei 2021   10:24 1566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keutamaan Sikap Jujur Seseorang di Sisi Allah SWT
Ilustrasi kejujuran oleh OpenClipart-Vectors via Pixabay

Salah satu nilai ketaqwaan yang ada pada diri manusia tercermin pada sikap dan tindakan jujur mereka dalam segala urusan. Hal ini dikarenakan kejujuran merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui tindakan jujur yang mereka praktikkan akan dapat mengarahkan mereka pada keteraturan, kedisiplinan, dan kemaslahatan baik pada kehidupan mereka sendiri maupun lingkungan mereka.

Begitu pentingnya sifat jujur ini, Allah SWT telah memberikan teladan yang sempurna mengenai praktik kejujuran ini melalui sikap dan perilaku yang telah dilakukan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW. Sejak remaja beliau telah dikenal oleh masyarakatnya sebagai pribadi yang amanah. Begitu luhurnya sikap dan perilaku jujur yang telah beliau miliki sehingga beliau pun digelari dengan julukan al-amiin (orang yang dapat dipercaya) oleh para kaumnya.

Kawan, kejujuran merupakan pondasi penting bagi amal shalih seseorang. Untuk menentukan seseorang itu baik atau buruk akhlaknya, antara lain dapat langsung diamati dari perilakunya apakah seseorang itu telah bersikap jujur terhadap dirinya sendiri maupun ketika berinteraksi, bergaul dengan orang lain. Di dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

"Sesungguhnya kejujuran itu akan menuntun pada kebaikan. Dan kebaikan itu menuntun (seseorang) pada surga (Allah). Dan sesungguhnya seseorang yang berlaku jujur itu tercatat di sisi Allah sebagai seorang yang jujur (shiddiq). Dan sesungguhnya kebohongan itu akan menuntun kepada kejahatan. Dan kejahatan itu akan menuntun (seseorang) pada api neraka. Dan sesungguhnya seseorang yang berbuat kebohongan itu tertulis di sisi Allah sebagai seorang pembohong. (HR Bukhari Muslim)

Begitu mulianya sifat jujur ini sehingga di dalam Al-Quran surat An-Nisa' ayat 69 Allah SWT menjelaskan tentang keutamaan orang-orang yang berperilaku jujur yang terjemahnya:

 "Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin (orang-orang yang jujur), orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah sebaik-baiknya teman."

Berdasarkan keterangan dalam QS An-Nisa' ayat 69 tadi, dapat kita pahami bahwa orang-orang yang jujur dan bertaqwa kepada Allah SWT merupakan golongan yang pantas untuk bersanding dengan para Nabi, para syuhada dan golongan orang shalih ketika di akhirat kelak.  Hal ini disebabkan di dalam mengamalkan kejujuran tersebut semasa hidup di dunia mereka telah melakukan perjuangan yang begitu keras ketika menghadapi tekanan dari lingkungan sekitar yang terbiasa hidup dengan penuh kebohongan. Mereka telah hidup dengan menegakkan ajaran yang benar di tengah-tengah kondisi masyarakat yang rusak. Yakni masyarakat yang memiliki keyakinan bahwa orang jujur pasti hancur. Padahal hakikatnya tidaklah demikian.

Kawan, Allah SWT hanya akan meridhai para hamba-Nya yang mampu bertahan dan bersabar dalam kejujurannya. Sebab dengan keadaan demikianlah Allah SWT akan memberikan pertolongan atau ma'unah bagi mereka yang telah bertahan dalam memperjuangkan kejujurannya. Bahkan, Allah SWT telah menjanjikan bagi mereka yang memiliki keteguhan di dalam mempertahankan kejujuran ini dengan keridhaan-Nya dan penghargaan yang begitu mulia berupa surga di akhirat kelak. Sebagaimana dijelaskan di dalam QS Al-Maidah ayat 119 yang artinya adalah sebagai berikut:

"Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar atas kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang di bawahnya terdapat sungai-sungai yang mengalir. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah meridhai mereka dan mereka pun ridha atas (ketetapan)-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar".

Semoga kita senantiasa diberikan petunjuk dan pertolongan oleh Allah SWT sehingga kita dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita, khususnya di dalam mengamalkan dan mempertahankan kejujuran dalam setiap perilaku kita. Amiin yaa Rabbal 'aalamiin. (*)

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun