Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Lainnya

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Dua Perkara Penentu Kebaikan Manusia

6 Mei 2021   07:02 Diperbarui: 6 Mei 2021   10:01 2104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua Perkara Penentu Kebaikan Manusia
Ilustrasi hati oleh Marek Studzinski via Unsplash

Kawan, dalam kitab an-Nawaadir, Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Qalyubi menyuguhkan sebuah renungan dalam kisah Luqman al-Hakim. 

Alkisah. Pada satu waktu Luqman al-Hakim menerima ujian dari tuannya. Tuannya memintanya untuk menyembelih kambing dan mengantarkan bagian yang paling buruk dan paling kotor dari tubuh kambing itu.

Luqman al-Hakim lantas mengambil seekor kambing. Ia menggorok lehernya, menguliti, dan mengiris-irisnya sesuai dengan kebutuhan. Ia pun secara khusus mengambil bagian lidah dan hati kambing lalu mengantarkannya kepada tuannya.

Kamudian, tuannya memberinya seekor kambing lagi. Dengan tugas yang sama, kambing tersebut harus ia sembelih. Namun kali ini sang tuan menginginkan Luqman untuk membawakan bagian yang paling bagus dan paling menyehatkan dari kambing itu.

Luqman kemudian menjalankan tugasnya lagi dengan sebaik-baiknya. Kambing ia sembelih, lantas dibawakannya tuan tersebut bagian lidah dan hati. Luqman memberikan hal yang sama untuk dua jenis permintaan yang saling berlawanan.

Tuannya pun terheran-heran dengan sikap Lukman al-Hakim yang tampak aneh tersebut. Sehingga ia bertanya tentang maksud dari sikapnya tersebut, "Wahai Luqman, kenapa engkau memberikan sesuatu yang sama untuk dua jenis permintaanku yang berbeda?" 

"Wahai tuanku, tidak ada yang lebih buruk daripada lidah dan hati bila keduanya buruk. Dan tidak ada yang lebih baik dari lidah dan hati bila keduanya baik." jawab Luqman.

Kisah ini mengungkap sebuah hikmah bahwa diantara hal paling penting dalam hidup ini adalah terjaganya hati dan lidah. Lebih dari sekadar bentuknya yang berupa daging secara fisik, hati dan lidah adalah kiasan dari nurani dan sifat manusia. Sebab keduanya dapat memberi pengaruh yang amat menentukan bagi orang lain maupun lingkungan sekitarnya. Baik itu dalam wujud yang manfaat maupun dalam bentuk madharat (kerugian).

Penjelasan tersebut sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh imam al-Bukhari (52) dan imam Muslim (1599) yang menjelaskan bahwa hati merupakan pangkal dari kebaikan atau keburukan dari seluruh anggota badan. Adapun terjemah dari hadits tersebut adalah sebagai berikut:

"Ingatlah bahwa di dalam tubuh ada segumpal daging. Apabila ia baik maka baiklah seluruh tubuh (tersebut). Dan manakala ia rusak maka rusaklah pula seluruh raga tersebut. Ketahuilah, bahwa ia (segumpal daging tersebut) adalah hati."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun