Penulis amatiran, ringan , dan sederhana. Penikmat sepeda harian. Icon Bersepeda itu Baik.
Menjaga Lisan, Hal Utama Dalam Hablum Minannas
BEBERAPA hari yang lalu, saya menulis beberapa kalimat caption di media sosial yang bunyinya begini :
"Andai ada seseorang menghina agama anda, dan anda tidak berdaya karena tidak bisa menuntut orang yang menghina, melecehkan, dan mengolok-olok agama anda tersebut, bagaiamana perasaan anda?"
"Saya akan mendukung anda memberi semacam pelajaran keras dengan cara apapun kepada orang yang telah menghina agama anda, karena saya bisa merasakan bagaimana sakitnya agama anda dihina dan dilecehkan"
"Berikutnya saya bertanya, bagaimana reaksi anda kepada saya, jika saya membela mati-matian orang yang telah menghina dan melecehkan agama anda?"
Dengan menulis caption tersebut, saya tidak berharap di like, di dislike, di komentari, ditanggapi dan sebagianya, hanya cukup direnungi bagi orang-orang yang menyimaknya dengan dilandasi kedewasaan berfikir bagaimana menciptakan hubungan sesama manusia ( Hablum Minannas ) dengan menjaga lisan yang baik.
Perkara anda tidak suka agama sendiri yang anda anut apalagi tidak suka dengan agama lain, ya tidak apa-apa, hak anda, tapi ketidak sukaan tersebut jangan lantas diumbar apalagi terang-terangan seolah tidak takut adanya Tuhan.
Lebih baik diam, toh agama yang anda hina dan lecehkan tidak pernah memaksa anda untuk menjalankan perintah-perintah yang disampaikan, hanya sebuah pilihan anda, mau atau tidak. Simple kan?
Mari jaga lisan kita dari perkataan atau ucapan yang tidak baik, kotor, penuh kebencian, dan unfaedah. Saling menghargai dan menghormati sesama manusia dengan suku, agama, ras apa pun.
Mungkin saat ini anda merasa aman-aman saja di dunia ini dengan memiliki lisan yang buruk, tapi di akhirat kelak lisan buruk tersebut menjadi beban yang membuat anda mengalami penyesalan hebat yang tidak ada gunanya lagi.
Golongan Orang yang di Rindukan Surga