Khanza Sintia
Khanza Sintia Mahasiswa

Hoby membaca, makeup, dan makan!

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Tradisi dan Makna Idul Fitri

12 April 2024   23:22 Diperbarui: 12 April 2024   23:23 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi dan Makna Idul Fitri
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Idul Fitri, atau yang sering disebut Lebaran, merupakan momen penting bagi umat Muslim di seluruh dunia. Setelah menjalani bulan Ramadan yang penuh hikmah dan penuh keberkahan, umat Muslim merayakan kedatangan Idul Fitri dengan penuh sukacita dan kebahagiaan. Namun, di balik keriuhan dan kegembiraan tersebut, terdapat makna yang dalam dan berbagai tradisi yang melekat kuat dalam perayaan ini.

Salah satu tradisi yang paling mencolok adalah tradisi mudik, di mana jutaan orang memulai perjalanan panjang menuju kampung halaman mereka untuk berkumpul bersama keluarga dan kerabat. Meskipun proses mudik kadang-kadang melelahkan, kebahagiaan dan antusiasme untuk bertemu dengan orang-orang tercinta mengalahkan segala rintangan.

Tak hanya itu, Lebaran juga menjadi waktu untuk saling memaafkan dan mempererat tali silaturahmi. Tradisi saling maaf-memaafkan ini menjadi momentum penting untuk membersihkan hati dan menjaga hubungan baik antar sesama manusia. Di tengah kesibukan persiapan Lebaran, umat Muslim juga dianjurkan untuk menunaikan zakat fitrah, yang bertujuan untuk membantu mereka yang membutuhkan agar turut merasakan kebahagiaan Idul Fitri.

Tak kalah penting adalah tradisi berkumpul bersama keluarga dan menyantap hidangan lezat yang disiapkan dengan penuh cinta dan kehangatan. Beberapa hidangan khas Lebaran, seperti ketupat, opor ayam, rendang, dan kue-kue khas, menjadi menu wajib yang selalu dinantikan setiap tahunnya. Berkumpul di sekitar meja makan, berbagi cerita, tawa, dan kebersamaan, menjadi momen yang tak terlupakan dalam perayaan Idul Fitri.

Lebaran juga menjadi waktu refleksi, di mana umat Muslim mengevaluasi diri mereka sendiri dan merenungkan perjalanan spiritual selama bulan Ramadan. Ini adalah saat yang tepat untuk merencanakan perbaikan diri dan berkomitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik di masa mendatang.

Dengan segala tradisi dan makna yang melekat, Lebaran tidak hanya menjadi momen untuk merayakan kesuksesan menyelesaikan ibadah puasa, tetapi juga sebagai waktu untuk memperkuat ikatan keluarga, memperdalam spiritualitas, dan memperluas kasih sayang kepada sesama.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun