RAMADAN

Ahlak Mulia, Musibah dan Keberuntungan: Hanya Milik Allah SWT

19 April 2024   16:19 Diperbarui: 19 April 2024   16:39 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahlak Mulia, Musibah dan Keberuntungan: Hanya Milik Allah SWT
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Manusia dihadapkan pada berbagai ujian dan rintangan dalam hidup. Musibah dan kesulitan tak jarang menghampiri, membawa rasa sedih dan kecewa. Di tengah situasi ini, penting bagi kita untuk senantiasa berpegang teguh pada ahlak mulia, karena di sanalah kunci ketenangan dan kebahagiaan sejati.

            Ahlak mulia, seperti kesabaran, keikhlasan, dan syukur, menjadi tameng yang kuat dalam menghadapi musibah. Kesabaran membantu kita melewati masa sulit dengan tenang dan tegar, tanpa terpuruk dalam kesedihan. Keikhlasan menuntun kita untuk menerima cobaan sebagai bentuk kasih sayang Allah, dan membuka jalan menuju ketenangan jiwa. Syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah, bahkan di kala musibah, mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati bukan berasal dari harta benda atau keadaan, melainkan dari rasa syukur dan kedekatan dengan Allah.

            Keberuntungan dan musibah bukanlah takdir yang statis. Segala sesuatu di dunia ini, termasuk apa yang kita rasakan sebagai musibah dan keberuntungan, datang dari Allah SWT. Dengan berpegang teguh pada ahlak mulia dan berserah diri kepada Allah, kita dapat menemukan hikmah di balik setiap kejadian, dan membuka pintu menuju kebahagiaan sejati, baik di kala senang maupun dalam menghadapi musibah.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun