Kholid Harras
Kholid Harras Dosen

Pemerhati pendidikan, politik, dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

"Minal Aa'idin Wal Faa'izin" Itu Artinya Bukan "Mohon Maaf Lahir Batin"

28 Maret 2024   14:00 Diperbarui: 28 Maret 2024   14:09 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Minal Aa'idin Wal Faa'izin" Itu Artinya Bukan "Mohon Maaf Lahir Batin"
Sering Salah Arti, Ini Makna Minal Aidin Wal Faizin (linkumkm.id) 

Saat ini terjadi salah kaprah yang memfosil dalam pemaknaan tahniah (ucapan selamat) Idul Fitri pada masyarakat kita. Yakni "minal aa'idin wal faa'izin" (  ) yang seolah-olah dimaknai sebagai  "Mohon maaf lahir dan batin". Secara kebahasaan redaksi seperti itu tentu saja tidak tepat, karena maknanya telah begeser jauh.  Selain itu konteksnya juga  menjadi jauh berbeda. Yang semula ujung dari suatu doa yang isinya sangat  luar biasa menjadi sekedar permintaan maaf saja.  Berikut penjelasanya.

Kata 'LAHIR' berasal dari  bahasa Arab  'dhohir' yang artinya 'di luar', 'tampak' atau 'kelihatan'.  Sedangkan kata 'BATIN'  berasal dari kata 'bhatin' yang artinya 'di dalam ', 'tersembunyi' atau 'tidak tampak'.   Jadi meminta maaf  lahir dan batin artinya meminta maaf atas kesalahan yang tampak dan yang tidak tampak. Benarkah?  

Dalam Bahasa Inggris ada konsep 'error' (kesalahan yang mungkin karena disengaja?) dan 'mistake' kesalahan karena tidak disengaja. Dalam Bahasa Arab yang kemudian diadopsi dalam Bahasa Indonesia kesalahan yang tidak disengaja itu menjadi 'khilaf' atau 'kekhilafan'.

Mungkin akan lebih tepat jika  memang kita berniat menyampaiakan permohonan maaf redaksinya "Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan". Dalam diksi 'kesalahan' boleh jadi terkandung kesalahan yang mungkin disengaja. Sedangkan 'kekhilafan' terkandung kesalahan yang tidak disengaja.

Selanjutnya, kalimat 'minal aa'idiin wal faa'izin' mengandung arti  "(semoga menjadi)  orang-orang yang aa'idiin  (berbahagia) dan faa'idzin (beroleh kemenangan)". Dan kalimat tersebut  sebenarnya merupakan ujung dari suatu doa yang mendahuluinya, yang merupakan sebab dari kalimat ini. 

Doa dimaksud berbunyi: "Taqobballalahu minna waminkum, syiyamana wasyiyamakum". Artinya, "Semoga Allah mengabulkan (ibadah) kami dan ibadah kalian,  juga puasa kami dan puasa Ramadan kalian"  Dengan demikian sesungguhnya kalimat  'minal aa'idiin wal faa'izin' tidak ada hubungannya dengan permohonan maaf-memaafkan di hari raya Idul Fitri.

 

Supaya dari tinjauan kebahasaan benar  sebaiknya redaksi tahniah Idul Fitri tahun ini sebagai berikut:

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI TAHUN 1445 HIJRIAH

"Taqobbalallohu Minna wa Minkum. Minal aa'idin wal faa'iziin" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun