Betapa Pentingnya Meng(k)aji Al Quran
Selain dikatakan sebagai bulan yang penuh dengan rahmat dan ampunan, bulan Ramadan juga disebut sebagai bulan Berkah, bulan yang penuh dengan kebaikan dan kemuliaan. Salah satu dari kemuliaan Ramadan yakni diturunkannya kitab suci Al-Qur'an. Tepatnya pada tanggal 17 Ramadan, Rosulullah SAW menerima wahyu Al-Qur'an untuk pertama kalinya, di Gua Hira. Surat yang pertama kali turun, yaitu Al-Alaq 1-5.
Maka di bulan Ramadan ini, kaum muslim beramai-ramai memuliakannya dengan membaca Al-Quran, atau sering disebut dengan tadarrus. Meski sebenarnya kegiatan membaca qur'an tak hanya pada Ramadan saja, tetapi juga di bulan-bulan lainnya, syukur bisa di setiap hari-hari kita. Tentunya kapan saja dan bisa dimana saja, terutama di tempat- tempat yang bersih dan suci. Tak harus di masjid dan musholla, bisa juga di kantor, di tempat kita bekerja, sembari mengisi waktu senggang kita.
Dengan membaca Al-Qur'an tidak hanya mendapatkan berlipat pahala dari tiap hurufnya, tetapi banyak pula manfaat lainnya. Sungguh, ayat-ayat Al-qur'an yang sering dibaca berulang-ulang akan lancar dengan sendirinya, bahkan menjadi suatu hafalan tertentu.
Sebagai contoh yaitu membaca surat Al-Fatihah, dan surat Al-Ashr. Karena sering dibaca berulang-ulang, anak-anak pun, sebagian besar sudah hafal surat-surat tersebut. Semua karena pembiasaan.
Surat Al Fatihah seringnya dibaca sebagai pembuka kegiatan belajar atau mengaji, dan surat Al-Ashr dibaca ketika mau pulang dari pembelajaran atau suatu pengajian.
Mengaji atau tadarrus qur'an sangatlah penting sebagai langkah awal mempelajari Al-Qur'an. Sebagai langkah awal mengaji qur'an juga harus memperhatikan makhorijul huruf (sumber tempat keluarnya huruf) dilanjut dengan mengetahui ilmu tajwidnya, yakni ilmu yang membelajari beragam hukum bacaan-bacaan tertentu pada qur'an. Misal suatu kalimat apakah harus dibaca panjang atau pendek, tebal atau tipis, jelas atau dengung, samar-samar dan seterusnya.
Inilah pentingnya tadarrus. Maka tadarrus ada kalanya bisa dilakukan sendiri, ada kalanya berjamaah. Seperti tadarrus Ramadan yang sering dilaksanakan di beberapa masjid dan musholla. Ada manfaat tersendiri ketika tadarrus dilakukan secara bersama, lebih dari satu orang. Biasanya seseorang membaca, yang lain menyimaknya. Disinilah gunanya, menyimak. Terkadang dengan menyimak, bisa mengingatkan dan membetulkan makhorijul huruf serta tajwid kita yang salah atau keliru dalam membaca qur'an.
Mengkaji
Gemar mengaji Al-Qur'an itu bagus, dan alangkah lebih bagus lagi ketika kita mau untuk mengkaji Al-Qur'an. Mengkaji berarti memahami arti dan makna ayat Al-Qur'an yang kita baca. Dengan mengerti dan memahami arti yang sebenarnya, Qur'an akan mampu menjadi obat, solusi, pedoman, serta pegangan hidup pembacanya.
Mengkaji isi Al-Quran bisa dimulai dari membiasakan diri membaca arti atau terjemahan suatu surat atau ayat tertentu. Umumnya, kita baru dataran terbiasa membaca atau tadarus saja. Sebagai contoh ketika tadarrus qur'an Ramadan baik di masjid atau musholla, sebulan bisa mengkhatamkan 2-4 kali. Tetapi ketika ditanya apa isi ayat atau surat yang kita baca, hanya sedikit yang tahu.
Mengaji itu penting, mengkaji juga penting. Dengan mengkaji, memahami maksud sebuah ayat qur'an yang sebenarnya, kita akan terhindar dari pemahanan yang keliru. Kedalaman dalam mengkaji isi al-Qur'an akan mempengaruhi sikap dan perilaku kita, terutama ketika kita nenyandarkan suatu masalah, situasi, kondisi, pantauan dan jangkauan pada sebuah ayat-ayat Al-Qur'an.
Imam Chumedi, KBC-028