Khusnul khatimah
Khusnul khatimah Mahasiswa

Setiap manusia memiliki tugas yang harus dipertanggung Jawabkan

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Budaya dan Tradisi Menyambut Ramadhan di Kampung Lampe Desa Benteng Tellue

2 April 2022   20:24 Diperbarui: 2 April 2022   20:27 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Budaya dan Tradisi Menyambut Ramadhan di Kampung Lampe Desa Benteng  Tellue
Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Apakah budaya ini tetap dibudayakan oleh masyarakat yang merantau?. Ketika bulan puasa akan tiba, banyak dari masyarakat Kembali ke kampung asal mereka atau mudik, namun karena adanya covid dan berlakunya PPKM, maka banyak dari mereka mengurungkan niat untuk pulang. Mereka ternyata tetap melakukan budaya ini dengan menggunakan teknologi yang ada seperti video call atau hanya panggilan suara. Karena sesepuh kami tidak terlalu menguasai perkembangan teknologi yang ada maka hanya melalui panggilan suara . 

Dengan cara menelfon sepanjang budaya ini dilakukan. Namun yang menjadi perbedaan adalah dupa hanya dinyalakan oleh sesepuh dan tidak bagi yang merantau. Bagi yang merantau mereka hanya menyajikan makanan. Setelah acara ini selesai, selanjutnya makan Bersama keluarga. Hal yang tidak pernah terlupakan setiap ada acara-acara syukuran adalah saling berbagi. 

Saling berbagi ke sesama tetangga terdekat, hal ini pula yang menjadikan kerukunan di desea ini sangat indah. Biasanya budaya ini dilakukan sehari sebelum tanggal satu ramadan masuk dan bisa menjadi santapan sahur pertama. Saya juga bersyukur karena diberi kesempatan untuk makan bersama dan menyaksikan secara langsung.

Selain itu tradisi atau yang menjadi budaya di desa ini adalah ziarah ke kuburan keluarga yang telah mendahului bertujuan untuk mendoakan ahli kubur, mengenang, dan mengingat bahwa kita juga akan berada didalam sana. Dengan membawa air untuk menyiram dan setelah itu berdoa Bersama. Ketika ziarah kubur, terkadang mengundang sesepuh untuk berdoa. 

Setelah itu karena enggan memberi uang itulah mengapa terkadang membawa rokok jika sesepuh tersebut merokok. Selain itu mereka juga terkadaang meletakkan sebatang rokok yang telah dibakar diatas nisan bagian samping kanan atau kiri sebagai tanda bahwa si ahli kubur semasa hidupnya memilki kebiasaan merokok. 

Ketika kita membandingkan budaya yang paling sering dilakukan masyarakat, maka budaya syukuran dengan menyembelih ayam adalah budaya yang paling sering dilakukan, karena ziarah kubur membutuhkan tenaga dan waktu yang lama karena pekuburan di desa ini jauh dari pemukiman warga dan jalan yang ditempuh juga kurang mendukung dan terkadang tidak bisa dijangkau oleh kendaraan lebih lagi kalau musim hujan karena takut mendapat musibah seperti kendaraan terjebak didalam lumpur.   

Inila kedua budaya yang dilakukan di desa Benteng Tellue.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

15 March 2024

MYSTERY CHALANGE

Mystery Challenge | Video Youtube to KGNow Semarak Pasar Takjil
ramadan bercerita 2024  ramadan bercerita 2024 hari 5 
16 March 2024
Lokasi Ngabuburit Favorit
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 6
17 March 2024
Menu Sahur Tinggi Serat
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 7

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun