Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.
Ngabuburit
Di masa kanak-kanak biasanya saya bersama teman-teman ngabuburit ke pengkolan (pusat keramaian di kota), ke alun-alun, atau main di sekitar halaman rumah. Saya dan teman-teman biasanya main ular tangga, ludo, halma, monopoli, catur, kartu remi, bersepeda, main sepatu roda, atau main sepak bola sekuatnya.
Kami sering juga mengunjungi pesantren kilat di masjid atau sekolah yang mengadakannya. Setelah terdengar adzan Maghrib kami jajan kolak pisang dan kolang-kaling,es goyobod,mie bakso,mie ayam, tahu kupat,sesuai keinginan masing-masing. Seusai berbuka puasa lalu shalat ke masjid terdekat.
Ngabuburit berasal dari kata bahasa Sunda "burit" artinya menjelang Maghrib. Ngabuburit bisa berarti jalan-jalan sore menjelang Maghrib. Di bulan Ramadan ngabuburit menjadi tradisi keluarga dan teman-teman.
Sekarang ngabuburit tidak hanya diartikan jalan-jalan sore saja. Para millenial mulai banyak memanfaatkan ruang terbuka hijau kekinian yang dipilih untuk lokasi menunggu adzan Maghrib. Di Bandung banyak taman indah tempat berkumpul para penjaja ta'jil saat Ramadan tiba. Seperti Taman Alun-Alun Bandung yang besar dan luas.
Menunggu waktu berbuka puasa bisa dengan berbagai kegiatan, di antaranya yang saya ingat :
- Jalan-Jalan Sore
Jalan-jalan sore di sekitar lingkungan tempat tinggal atau di manapun bersama keluarga maupun teman-teman dekat terasa lebih menyenangkan.
- Olah Raga
Kita masih bisa berolah raga saat berpuasa,dengan kategori ringan dan menyenangkan. Misalnya bulu tangkis, tenis meja, bumerang in door, roller blade,...Berolah raga membuat badan tetap fresh dan bugar sepanjang bulan Ramadan.
-Menonton Film