Saya Sukino tinggal di Jogja. Sejak usia sekolah saya hobi baca dan nulis. Berulang kali hasil tulisan saya tampil di koran local Jogja. Topik favorit selama ini, saya suka parenting dan motivasi.
Mengambil Pelajaran Dari Toleransi Umat Beragama
Mengambil Pelajaran Dari Toleransi Umat Bergama
Kisah yang saya alami seperti tersebut di bawah ini, menjadi pelajaran yang sangat berharga dan saya ingat terus sampai sekarang. Namun sebelum bercerita panjang lebar, terlebih dahulu perlu kita bahas pengertian toleransi.
Sebenarnya banyak ragam definisi toleransi dari para ahli bahasa, tetapi pada kesempatan ini saya mengambil definisi dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Menurut KBBI pengertian toleransi adalah bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.
Selanjutnya, saya paparkan kisah toleransi yang sempat saya ingat seperti di bawah ini.
Saya baru paham istilah toleransi itu setelah masuk SMA. Pada saat sekolah SD dan SMP di Bayat Klaten Jawa Tengah, meskipun sekolah negeri, tetapi kebetulan saat itu teman satu kelas semuanya beragama Islam. Jadi saat pelajaran agama, terasa biasa-biasa saja, tidak ada perasaan aneh dan sejenisnya.
Tetapi setelah masuk sekolah SMA di Kabupaten Klaten Jawa Tengah, saya merasa agak kaget waktu itu. Saat tiba jadwal pelajaran agama Islam di kelas, ada teman yang duduk di belakang saya (bernama Joni), dipanggil keluar oleh Pak Guru. Setelah pelajaran agama Islam selesai, Joni kembali lagi ke dalam kelas.
Kejadian serupa selalu terulang setiap satu minggu sekali (untuk harinya saya tidak ingat). Karena penasaran, saya mencoba mencari informasi seputar kejadian ini. Saat Joni dipanggil keluar ruang kelas saat itu, ternyata dia diberi pelajaran agama Kristen oleh guru yang ditunjuk dari sekolah, bertempat di ruang kelas yang lain..
Selama itu, saya tidak mengira apabila beda agama dengan Joni. Karena dalam berkegiatan sehari-hari di sekolah, tidak ada perbedaan dengan teman-teman lainnya. Saat istirahat jajan di kantin, kita juga bareng-bareng banyak teman. Saat mengerjakan tugas kelompok, begitu juga.
Suatu saat pas istirahat belajar bareng di kos, Joni berkata : "Sebagai warga minoritas, saya harus berusaha jujur dan tidak bohong kepada orang lain. Agar orang-orang menaruh percaya kepada saya dan agama saya", ungkapnya. Lalu Joni menambahkan, apabila saya tidak jujur dan berbuat bohong, maka yang akan mendapatkan kesan jelek bukan hanya saya saja, tetapi agama saya juga akan terkena imbasnya .
Deg...! Seolah jantung saya berhenti sekejap saat itu. Saya mendapatkan pelajaran sangat berharga yang belum pernah saya peroleh selama ini. Lalu saya merenung sejenak dan membayangkan. Ternyata ajaran semua agama itu hampir sama. Selain mengajak ibadah sesuai tuntunan masing-masing, semuanya juga mengajak berbuat baik kepada sesama.