Ramadhan Perspektif Makosid Syariah
*Ramadhan Perspektif Makosid Syariah.*
Oleh :Subhan Alba.
Jkt : 06.04.24
Apa tujuan Syariah dalam ibadah Ramadhan? Begitu pertanyaan yang disampaikan ke saya. Intinya, setiap prinsip pokok ibadah selalu ada tujuan Syariah nya. Kenapa? Karena semua ibadah pasti ada unsur unsur dari makosid syariah, lalu seperti apa di aplikasinya?
Maqasid Syariah memiliki peran penting dalam hubungan dengan bulan Ramadhan. Mari kita jelajahi bagaimana konsep ini terkait dengan praktik dan nilai-nilai yang kita amalkan selama bulan suci ini: Pertama. Tujuan Ibadah Puasa. Maqasid Syariah membantu kita memahami tujuan di balik ibadah puasa. Selain menahan diri dari makan dan minum, puasa juga bertujuan untuk "meningkatkan kesalehan individu dan kesadaran spiritual,". Ini sesuai dengan prinsip **Hifdzu Ad-Diin ( )**, yaitu menjaga agama dan nilai-nilai Islam .
Kedua. Kebaikan Sosial. Maqasid Syariah menekankan pentingnya kebaikan sosial. Selama Ramadhan, kita berbagi makanan dengan orang lain, memberikan zakat, dan berbuat baik kepada sesama. Ini mencerminkan prinsip "Hifdzu An-Nafs ( )", yaitu menjaga jiwa dan kesejahteraan fisik .
Ketiga. Membaca dan mendalami Al-Qur'an . Maqasid Syariah, mengingatkan kita untuk taat pada perintah Allah. Selama Ramadhan, kita lebih fokus pada ibadah, membaca Al-Quran, dan memperbanyak doa. Ini sejalan dengan prinsip "Hifdzu Aql ( )", yaitu menjaga akal dan pemahaman .
Keempat. Menjaga keluarga dan kelestarian manusia. Kesejahteraan Umat. Maqasid Syariah memperhatikan "kesejahteraan umat" secara keseluruhan. Selama Ramadhan, kita berusaha memperbaiki hubungan dengan keluarga, tetangga, dan masyarakat. Ini mencerminkan prinsip "Hifdzu An Nasl ( )", yaitu menjaga keturunan dan keberlanjutan manusia .
Kelima. Pengelolaan Harta dengan ZISWAF. Maqasid Syariah juga relevan dalam pengelolaan harta. Selama Ramadhan, kita memberikan zakat dan bersedekah. Ini sesuai dengan prinsip Hifdzu Al-Mal ( ), yaitu menjaga harta dan kekayaan dengan adil .
Dengan memahami dan menerapkan "Maqasid Syariah", kita dapat menjalani Ramadhan dengan lebih bermakna dan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Semoga Ramadhan kali ini membawa berkah dan keberkahan bagi kita semua.
Memahami Makosid syariah
Selama bulan Ramadhan, kita dapat lebih memahami dan menerapkan Maqasid Syariah dengan banyak cara.
Melalui Pendidikan dan Pengetahuan. Pelajari lebih lanjut tentang konsep Maqasid Syariah. Baca buku, artikel, atau ikuti ceramah yang membahasnya. Pemahaman yang baik akan membantu kita mengenali tujuan-tujuan syariah secara lebih mendalam. Sesuai prinsip hifdzul Aqel.
Dengan cara merefleksi Pribadi Selama puasa, luangkan waktu untuk merenung dan memeriksa diri. Pertanyakan apakah tindakan kita selaras dengan nilai-nilai Islam dan apakah kita telah mencapai tujuan-tujuan agama. Ini prinsip hifdzul Dien.
Ibadah dengan Kesadaran. Saat beribadah, seperti shalat, membaca Al-Quran, dan berdoa, lakukan dengan kesadaran penuh. Ingatkan diri kita tentang tujuan di balik setiap ibadah dan bagaimana itu berkontribusi pada Maqasid Syariah.
Berbuat Baik kepada Sesama juga metode terbaik Makosid syariah. Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk berbuat baik kepada orang lain. Berbagi makanan, memberikan sedekah, dan membantu yang membutuhkan adalah cara nyata menerapkan prinsip Hifdzu An-Nafs ( ), menjaga nyawa.
Pengelolaan Harta dengan Adil. Selama Ramadhan, kita memberikan zakat dan bersedekah. Pastikan kita mengelola harta dengan adil dan sesuai dengan prinsip .Hifdzu Al-Mal ( ).
Kesalehan dalam Berpuasa. Selain menahan diri dari makan dan minum, puasa juga bertujuan untuk meningkatkan kesalehan individu. Pertimbangkan bagaimana kita dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah selama bulan suci ini.
Ingatlah bahwa Maqasid Syariah adalah panduan untuk menjalani hidup sesuai dengan nilai-nilai Islam. Harapannya kita semua dapat menerapkan prinsip-prinsip ini dengan baik selama Ramadhan.
Sekarang kita bahas Puasa. Puasa dalam perspektif Maqasid Syariah memiliki dimensi yang lebih dalam daripada sekadar aturan formalistik. Selain memperhatikan syarat-syarat dan rukun-rukunnya, puasa juga mengandung nilai-nilai filosofis dalam hukum Islam.
Berikut adalah tiga nilai Maqasid Syariah yang terkandung dalam ibadah puasa Ramadan: Pertama. Peningkatan Keimanan (Hifz Din). Puasa membantu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah. Dengan menahan diri dari makan dan minum, kita lebih dapat untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Kedua. Pendidikan Karakter (Hifz Nafs). Puasa melibatkan pengendalian diri dan kesabaran. Ini membentuk karakter kita, mengajarkan kesederhanaan, dan membantu mengatasi hawa nafsu.
Ketiga. Kepedulian Sosial (Hifz Mal). Puasa mengajarkan kita tentang empati dan kepedulian terhadap sesama. Kita merasakan lapar dan haus, sehingga lebih memahami penderitaan orang lain. Dalam konteks ini, berbagi dengan yang membutuhkan menjadi penting.
Dengan memahami nilai-nilai ini, puasa bukan hanya kewajiban formal, tetapi juga sarana untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih luas dalam Islam.Berharap puasa kita selalu membawa manfaat spiritual dan sosial bagi kita semua.
Nuzulul Qur'an. Habis membahas puasa ,kita bahas Nuzulul Qur'an. Apa yang dimaksud Nuzulul Qur'an? Nuzulul Qur'an Merupakan momen penting dalam bulan Ramadan, ketika Al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam perspektif Maqasid Syariah, peristiwa ini memiliki beberapa dimensi yang relevan:
Pertama. Peningkatan Keimanan (Hifz Din). Nuzulul Qur'an mengingatkan kita tentang pentingnya Al-Qur'an sebagai pedoman hidup. Keimanan kita diperkuat melalui pemahaman dan pengamalan ayat-ayat suci.
Kedua. Pendidikan Karakter (Hifz Nafs). Nuzulul Qur'an mengajarkan kesabaran, ketekunan, dan keteladanan. Karakter kita terbentuk melalui penelitian dan refleksi atas pesan-pesan Al-Qur'an.
Ketiga. Kepedulian Sosial (Hifz Mal). Nuzulul Qur'an mengajarkan kita untuk berbagi ilmu dan kebaikan dengan sesama. Kita harus memperhatikan kesejahteraan umat dan berkontribusi pada masyarakat.
Dalam momen ini, mari kita tingkatkan ibadah kita dengan memahami dan mengamalkan ajaran Al-Qur'an. Dengan harapan kita semua mendapatkan manfaat spiritual dan sosial dari Nuzulul Qur'an.
Sekarang kita bahas Lailatul Qadar. Satu malam yang sangat istimewa dalam agama Islam. Dalam perspektif Maqasid Syariah, momen ini memiliki dimensi yang mendalam dan penuh makna. Mari kita bahas lebih dalam: Pertama. Peningkatan Keimanan (Hifz Din): Lailatul Qadar mengingatkan kita tentang pentingnya Al-Qur'an sebagai pedoman hidup. Keimanan kita diperkuat melalui pemahaman dan pengamalan ayat-ayat suci yang diturunkan pada malam ini. Kita harus selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Kedua. Pendidikan Karakter (Hifz Nafs). Malam Lailatul Qadar mengajarkan kesabaran, ketekunan, dan keteladanan. Karakter kita terbentuk melalui penelitian dan refleksi atas pesan-pesan Al-Qur'an yang turun pada malam ini. Kita belajar mengendalikan hawa nafsu dan memperkuat ketabahan.
Ketiga. Kepedulian Sosial (Hifz Mal): Lailatul Qadar mengajarkan kita untuk berbagi ilmu dan kebaikan dengan sesama. Kita merasakan keagungan dan kebesaran Allah SWT, serta memahami bahwa kita harus peduli terhadap kesejahteraan umat dan berkontribusi pada masyarakat. Melakukan amal-amal baik pada malam Lailatul Qadar akan memberikan banyak keutamaan dan pahala yang besar.
Dalam momen ini, mari kita tingkatkan ibadah kita dengan memahami dan mengamalkan ajaran Al-Qur'an. Semoga kita semua mendapatkan manfaat spiritual dan sosial dari Lailatul Qadar.
Ramadhan ,tidak afdol bila tidak bahas ZISWAF(Zakat, Infaq, Shodaqoh, dan Wakaf) karena , amal Ramadhan makin sempurna bila membahas Ziswaf juga.
ZISWAF memiliki peran penting dalam Maqasid Syariah, yang merupakan tujuan-tujuan mulia dalam Islam. Sekarang kita kaji lebih konsisten lagi: Pertama. Zakat (Maqashid Dini): Zakat merupakan hak harta yang wajib ditunaikan oleh setiap Muslim yang memenuhi syarat. Fungsi zakat melampaui sekadar kewajiban formal. Ia membantu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah. Zakat juga berperan dalam mengurangi kesenjangan ekonomi dan memastikan distribusi kekayaan yang lebih adil.
Kedua. Infaq dan Shodaqoh (Maqashid Ijtima'i): Infaq dan shodaqoh merupakan bentuk derma dan sumbangan sukarela. Keduanya berkontribusi pada kesejahteraan sosial dan membantu mereka yang membutuhkan. Dalam konteks Maqasid Syariah, infaq dan shodaqoh memperkuat hubungan sosial dan memperluas manfaat bagi masyarakat.
Ketiga. Wakaf (Maqashid Iqtishadi): Wakaf merupakan sarana utama dalam pendistribusian kekayaan umat dan pengganti fasilitas publik. Wakaf berperan dalam memastikan keberlanjutan manfaat bagi masyarakat. Tujuan wakaf harus diarahkan untuk mencapai "al-maqashid al-khamsah", yaitu penjagaan terhadap agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.
Dengan memahami peran ZISWAF dalam Maqasid Syariah, kita dapat lebih bermakna dalam beramal dan berkontribusi pada kemaslahatan umat terutama di bulan Ramadhan.
Jadi , Ramadhan dalam perspektif Makosid syariah, masing masing ada pembahasannya, apalagi dibahas lebih rinci yang didalamnya ada seputar puasa , Nuzulul Qur'an, Lailatul Qadar juga ZISWAF. Melalui empat hal itulah Ramadhan makin Religius, humanis dan Berkah.
Menunaikan ibadah Ramadhan itu sangat berat, kecuali bagi yang beriman, pasti sangat nikmat.
( Subhan Alba. Jkt. 06.04.24)