KOMENTAR
RAMADAN Pilihan

Memahami Imbauan #JanganMudikDulu

21 Mei 2020   01:01 Diperbarui: 21 Mei 2020   01:08 306 16

Ada kegiatan yang sangat krusial dan wajib dijauhi saat pandemi.  Yaitu bertemunya warga penghuni zona merah terdampak wabah,  ke daerah lain, atau sebaliknya.

Sehingga mudik dilarang, pulang kampung juga dilarang. Namun demikian bebalnya warga membuat aparat sibuk menghalau kerumunan di pusat-pusat ekonomi, pasar, mall, bahkan tempat keramaian lain.

Saya sudah menulis artikel tentang urgensi mudik dengan segala pernak perniknya
Tradisi tahunan yang ada di Indonesia yang mendongkrak perekonomian daerah asal secara nyata.

Dan mudik asyik itu hanya bisa dilakukan saat kondisi biasa. Bukan saat wabah merajalela yang membuat semua orang kawatir akan persebarannya.

Sebab memaksa mudik adalah tindakan tidak bijaksana yang akan membuat semua orang terlupa, bahwa saat ini pandemi masih masih merajalela dan menjadi ancaman yang nyata.

Hidup diperantauan dengan kondisi seadanya memang amat menyiksa. Tapi memaksa mudik adalah tindakan berbahaya. Sebab setiap orang tidak akan tahu, apakah ia menjadi carier tanpa gejala, atau daerah yang menjadi tujuan sedang mewabah virus  Corona.

Tindakan tidak mudik adalah bijaksana. Seperti memakai masker untuk saling melindungi. Seperti menggunakan hand sanitizer sebagai benteng perlindungan diri.

Makna tujuan mudik akan sia-sia bila dikampung halaman malah menimbulkan bahaya. Baik untuk diri sendiri maupun kerabat yang ada  di sana.

Hari ini, sudah selayaknya setiap orang tersadar dengan kondisi yang sedang terjadi. Sehingga tak harus memaksakan diri, menciptakan situasi yang membuat tak enak hati.

Kalau kita ingin membelikan sesuatu untuk keluarga, tak perlu jauh-jauh pergi ke tengah kota. Pasar E-commerce sudah tersedia. Tinggal klik lalu barang akan sampai tujuan.

Kalau kita ingin memberi uang buat saudara di kampung, tinggal transfer dari rumah dengan SMS Banking, uang sudah sampai tempat tujuan.

Mudik kali ini juga kurang bermakna. Sebab semua tempat wisata ditutup sampai waktu yang belum ditentukan.

Jalan antar kota antar propinsi juga banyak ditutup, dan anda akan terhalang untuk sampai tujuan. Belum lagi banyak daerah yang memberlakukan karantina bagi para pendatang sebelum mereka sampai ke tujuan.

Sungkem kepada orangtua dan saudara-saudara tua mungkin jadi tujuan utama. Tapi saat ini semua keperluan komunikasi memudahkan hubungan, sehingga kita takkan pernah kehilangan momen kebersamaan.

Kita tidak mudik bukan karena mudik itu berbahaya. Sebab yang berbahaya bukan mudiknya, tapi interaksi selama proses mudik itu yang menjadi perhatian. Sebab saat di perjalanan kita tak pernah tahu kalau sudah tercemar virus, dan bila sampai di kampung akan menularkannya kepada seluruh anggota keluarga .

Jadi...#JanganMudikDulu ya..!

Samber 2020 Hari 25

Samber THR

KEMBALI KE ARTIKEL


Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Laporkan Konten
Laporkan Akun