KOMENTAR
RAMADAN

Tulisan Ade Primadini, Survivor Gagal Ginjal, Sebelum Meninggal

24 Mei 2020   04:20 Diperbarui: 24 Mei 2020   04:24 1333 3

Deg! Rasanya baru kemarin ia curhat ingin berpuasa pada hari dia harus cuci darah. Saya menyarankan, "Kamu udah dapet rukhshoh dari Allah, ga puasa ya ga papa." Baru kemarin kami bersama alumni lainnya mengumpulkan foto untuk video Dies Natalies UNJ dan sudah diedit oleh  Dini menjadi video yang indah. Baru tadi pukul delapan pagi ia mengunggah status WA, "Sebelum mengopor dan merendang, kita cuci darah dulu."

Sesalehah itu seorang Ade Primadini yang kukenal. Sebelum cuci darah saja masih berpikir ingin memasak opor dan rendang untuk keluarga. Ia beruntung karena dikelilingi suami dan anak-anak yang menyayangi dan selalu mendukungnya. Saat yang lain di rumah, ia harus ke rumah sakit untuk kontrol dan cuci darah secara berkala.

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Saya suami Ade, ingin mengabarkan Ade meninggal dunia. Mohon doa agar husnul khatimah," tulis suami Ade kemarin.

Bagai tersengat ribuan volt, saya dan teman-teman sedih sekali. Padahal, sudah lama kenal karena kuliah di kampus yang sama dan pernah ikut raker bajarak di NF Bogor. Momen kami saat raker NF dekat masjid raya itulah pelukan terakhir aku dan Ade. Selama ia sakit, aku tidak bisa menjenguknya, cuma bisa WA-an dan saling mendoakan. Sekarang kami sudah tidak bisa chat dan bertukar stiker WA lagi.

Berikut tulisan yang pernah dibagikan Ade di grup WA kesayangan kami.

KEMBALI KE ARTIKEL


Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Laporkan Konten
Laporkan Akun