Toto Priyono
Toto Priyono Penulis

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Percayalah dan Benar, Kita Masih Bisa Bukber di Ramadan 2020

24 April 2020   17:03 Diperbarui: 24 April 2020   16:55 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Percayalah dan Benar, Kita Masih Bisa Bukber di Ramadan 2020
sumber gambar: yukkepo.com

Kita sudah tidak bisa latah, tidak bisa pula pamer, restoran tutup, kerja dari rumah, sekolah libur, apa mungkin mengumpulkan teman untuk buka bersama saat pandemi covid-19?

Saatnya beralih, kita harus beralih pada teknologi kekenian. Bila meeting aja bisa  tetap bareng dengan teknologi video conferennce, masa buka puasa bersama tidak? Ayolah buka bersama secara berbeda mencegah pandemi covid-19 ini.

Tentu secara kreatif dan inovatif bawasanya tradisi itu dapat dirubah. Dan hanya covid-19 yang bisa merubah segala tradisi dari dasar-dasarnya. Jika kemacetan ibukota saja bisa teratasi. Apalagi dengan hambatan tidak dapat bukber, atau buka bersama bareng. Tetap bisa, anda dan saya pasti bisa.

Karena setiap orang kini tahu, apa yang berbeda dari ramadhan tahun 2020? Jawaban ini tidak kalah penting sesuai dengan pertanyannya. Apakah anda masih tidak rela melakukan sebuah perubahan tradisi dan budaya? Kalau tidak, katanya, saya sih katanya. Covid-19 akan mengancam anda dan keluaraga anda.

"Ramadhan tahun 2020 tidak terasa seperti dulu itu pasti. Tidak se-rame tahun kemarin apalagi. Jelas, ini sudah terjadi! Tetapi apa yang bisa membedakan ini bulan puasa atau tidak? Ya kalian tetap puasa, supaya tahu bahwa ini memasuki bulan puasa".

Perbedaan dengan bulan puasa sebelumnya? Hampir sebagian besar masjid tidak melakukakan ibadah traweh bersama sebagai identitas memasuki bulan puasa. Pedagang-pedagang aji mumpung berdagang saat puasa pun, sungguh nyaris tidak se-ramai dulu dan tidak menonjol terlihat eksistensinya.

Sampai-sampai ada tetangga saya bilang, jualan apa ya nanti untuk puasa?

Pertanyaan ini memang diajukan sebelum puasa tiba. Tetapi dengan iklim ekonomi begini, orang-orang dilarang mudik. Usaha jika belum mapan di desa apalagi di kota kena PSBB, masa pandemi covid-19 saat ini tidak akan menjamin usaha rintisan anda akan berhasil.

Usaha di kota besar atau di desa, laku jelas laku tetapi volumenya jelas sedikit. Orang-orang menjalani ramadhan tahun ini "2020" memilih untuk ngirit super ngirit.

Kalau tidak ngirit dimasa pandemi covid-19 ini  dan uangnya habis minta siapa? PHK dimana-mana, belum tentu bulan besok bisa gajian. Apa lagi berpendapatan. Saya saja kena PHK, dan ribuan karyawan ditempat lain dirumahkan. Tidak dijamin THR mereka mau dibayarkan tahun ini. Masih bagus perusahaan memperatahankannya.

Ramadhan tahun 2020 merupakan ramadhan yang akan dijalani dengan paling sederhana. Tidak ada berlebih-lebihan makan enak di restoran. Tidak ada pula krumunan-krumunan keceriaan. Dan tidak ada pula janji-janjian sesama taman kantor, sekolah bahkan kuliah, semua sedang pada dirumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun