Kompasiana
Kompasiana Full Time Blogger

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Artikel Utama

Bagaimana Cara Kompasianer Mengucapkan Selamat Idul Fitri dalam Bahasa Daerah?

29 April 2022   22:31 Diperbarui: 30 April 2022   11:16 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagaimana Cara Kompasianer Mengucapkan Selamat Idul Fitri dalam Bahasa Daerah?
Ilustrasi lebaran dan memberi ucapan selamat hari raya Idul Fitri. (Diolah Kompasiana dari sumber: SHUTTERSTOCK/ODUA IMAGES via kompas.com)

Sudah menyiapkan ucapan untuk nanti lebaran? Apakah Kompasianer masih menerima ucapan broadcast: "Seputih cinta, sebening embun ..." atau "... walau bibir tak mampu berucap ..."?

Memang, apapun ucapan dan caranya, pada akhirnya ketulusan hati ketika memberi dan menerima maaf adalah yang utama.

Meski begitu, Kompasiana mau mengajak Kompasianer untuk ramai-ramai merangkai surat berisi ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri dalam bahasa daerah!

Apa? Kamu tidak tinggal di Indonesia? Oh boleh saja kalau mau membuat surat berisi ucapan Selamat Idul Fitri dalam bahasa asing seperti Mandarin, Jerman, Thailand, Vietnam, Arab, Italia, dan lain sebagainya.

Dengan begitu, referensi ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri pun kian beragam. Bisa-bisa kreasi ucapanmu dapat menginspirasi siapapun di luar sana yang sedang mencari contoh ucapan Selamat Idul Fitri.

Mau menggunakan bahasa daerah lalu dirangkai menjadi syair lama dalam tradisi Melayu? Bisa!

Mau dijadikan pantun dan bahkan lirik lagu? Aduhai, pasti seru!

Justru akan terasa lebih menarik jika kreasi buatanmu dibalut dengan tradisi lisan dan tulisan yang berlaku di daerahmu!

Tambahkan label Ucapan Idul Fitri (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.

Optimasi kontenmu di Kompasiana!
Optimasi kontenmu di Kompasiana!

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun