Kompasiana
Kompasiana Full Time Blogger

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Merayakan Momen Kemenangan untuk Marbut Masjid

7 April 2024   00:01 Diperbarui: 7 April 2024   04:14 1560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merayakan Momen Kemenangan untuk Marbut Masjid
Ilustrasi: Marbut masjid. (Diolah kompasiana dari foto: KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA)

Kompasianer, mau tanya nih. Kira-kira marbut masjid di lingkunganmu sudah sejahtera belum? Apakah mereka sudah mendapat penghasilan yang layak? Kalau belum, adakah upaya untuk menyejahterakan mereka?

Boleh dibilang marbut masjid adalah pekerjaan yang menapaki jalan sunyi. Pekerjaan mulia tanpa perlu sorotan gemerlap duniawi.

Tak banyak yang mau melakoni pekerjaan ini. Meski ini adalah panggilan diri kepada Sang Pencipta.

Walakin, urusan kelayakan pendapatan marbut masjid di sekitar kita masih dari kata jauh.

Di berbagai tempat upah marbut masjid belum mencapai standar minimum. Mengutip KOMPAS.id, seorang marbut masjid di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, misalnya, mendapat upah sebesar Rp 1 juta per bulan. Upah tersebut sudah bertahan selama beberapa tahun terakhir.

Di sisi lain, pemerintah pun mengaku belum bisa banyak memberikan insentif lantaran keterbatasan anggaran.

Nah, Kompasianer, setujukah kamu kalau pemenang sebenarnya di momen penuh berkah ini adalah mereka yang melakoni sebagai marbut masjid? Bagaimana kamu memandang hal ini? Mengapa marbut masjid kerap dipandang sebelah mata?

Bagaimana pula kesejahteraan marbut masjid di sekitarmu? Apakah mereka sudah mendapat upah yang layak?

Kalau belum, adakah upaya-upaya untuk menyejahterakannya?

Selain itu, adakah sosok marbut masjid yang menarik, inspiratif, yang rasanya perlu untuk kamu kisahkan di sini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun