Permaafan dan Rumah Pohon Itu
Keberagamaan yang demikian cair dan sublim di rumah pohon itu itu menjadi salah satu bukti masyarakat Indonesia memiliki watak terbuka yang diwariskan dari nenek moyang yang merupakan basis utama masyarakat terbuka (open society).
Permaafan kami para penempuh rimba dan pendaki gunung seluas makna tradisi halalbihalal yang dipopulerkan oleh Kiai Wahab Hasbullah itu. Walaupun istilah Halalbihalal bukan berakar dari struktur gramatika bahasa Arab, istilah ini lahir dari spontanitas maksud dan arti tentang hal memberikan kehalalan atas kesalahan-kesalahan yang terlanjur sudah diperbuat.
Kami berdua saat itu juga dalam rangka melestarikan tradisi yang sarat dengan nilai silaturahmi itu walau dengan suasana yang sangat amat sederhana tanpa pemanis sirup buah botolan ataupun jajanan toplesan. Tak terasa, matahari meninggi hingga menembus tajam celah-celah atap rumbia rumah pohon yang berwarna coklat tua itu.
Tape singkong ludes, sigaret habis, tinggal kerongongan yang tercekik haus. Sekali lagi seremonial dilakukan, pamit undur sambil nyengir kuda. Begitu bermakna merayakan kemenangan besar itu dalam bingaki kecil yang sederhana namun sarat makna. Tenntang cerita tanah luas bergunung-gunung di ujung Nusantara itu. Tentang penghuninya yang ramah dan kecentiaanya dengan kelestarian alam. Jangan khianati mereka.
Hai, Alex apa kabar! Rumah pohon itu sekarang sudah tidak ada lagi!