Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Guru

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat dan bercita² menghasilkan karya buku solo melalui penerbit mayor. (Learning facilitator di Sugar Group Schools sejak 2009, SMA Lazuardi 2000-2008; Guru Penggerak Angkatan 5; Pembicara Kelas Kemerdekaan di Temu Pendidik Nusantara ke 9; Pemenang Terbaik Kategori Guru Inovatif SMA Tingkat Provinsi-Apresiasi GTK HGN 2023; Menulis Buku Antologi "Belajar Berkarya dan Berbagi"; Buku Antologi "Pelita Kegelapan"; Menulis di kolom Kompas.com; Juara II Lomba Opini Menyikapi Urbanisasi ke Jakarta Setelah Lebaran yang diselenggarakan Komunitas Kompasianer Jakarta)

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Berkah dan Tantangan Ibu Bekerja selama Ramadan: Work-Life-Ibadah Balance

23 Maret 2024   04:03 Diperbarui: 23 Maret 2024   04:25 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berkah dan Tantangan Ibu Bekerja selama Ramadan: Work-Life-Ibadah Balance
omnihr.co

Konsentrasi dan produktivitas dapat menurun akibat kurangnya energi dan tidur selama bulan Ramadan. Sejumlah ibu bekerja mungkin merasa sulit untuk tetap fokus dan efektif dalam menyelesaikan tugas pekerjaan. Saat bekerja kadang kepikiran dengan persiapan menu berbuka dan sahur serta membantu anak belajar persiapan tugas sekolahnya.

Cara Mengatasinya: Tetapkan prioritas pekerjaan yang paling penting dan lakukan tugas-tugas yang membutuhkan konsentrasi pada waktu yang tepat, seperti setelah beristirahat atau sebelum berbuka puasa. Berkomunikasi dengan atasan atau rekan kerja mengenai kebutuhan Anda selama bulan Ramadan untuk mencari solusi bersama. Alhamdulillah tempat saya bekerja memberi pengurangan  jam kerja saat Ramadan sehingga kami bisa pulang lebih cepat tanpa rasa lelah yang berlebihan.

4. Tantangan Emosional dan Psikologis

Menjaga keseimbangan antara pekerjaan, ibadah, dan keluarga dapat menimbulkan stres dan kecemasan pada sejumlah ibu bekerja. Merasa bersalah karena tidak bisa memberikan waktu yang cukup untuk keluarga atau tidak menjalankan ibadah dengan sempurna juga bisa menjadi beban tersendiri. Tidak kalah pentingnya, dukungan dari lingkungan sekitar juga sangat berperan dalam membantu ibu yang bekerja menjalani Ramadan dengan lancar. Dukungan dari pasangan, keluarga, dan rekan kerja dapat membantu mengurangi beban dan meningkatkan semangat dalam menjalankan ibadah dan tanggung jawab profesional.

Cara Mengatasinya: Tetaplah berkomunikasi dengan pasangan, keluarga, atau teman-teman untuk berbagi beban dan dukungan. Berikan diri Anda pengertian dan kasih sayang, ingatlah bahwa Allah SWT melihat niat dan usaha Anda, bukan kesempurnaan ibadah. Dalam keluarga bisa kita praktikkan untuk berbagi tugas membersihkan rumah, menyiapkan dan membersihkan perlengkapan makan saat sahur/berbuka.

5. Tantangan Sosial dan Interaksi

Selama bulan Ramadan, interaksi sosial seperti berbuka puasa bersama teman atau rekan kerja seringkali menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Bagi ibu bekerja, menghadiri acara sosial semacam itu bisa menjadi tambahan beban dan dilema tersendiri. Bahkan jika bisa memilih, saya lebih memilih berbuka puasa bersama keluarga di rumah dibandingkan menghadiri buka puasa bersama teman kerja atau teman lama. Bagi saya yang sudah sibuk bekerja seharian, berkumpul bersama keluarga merupakan keberkahan dan kebahagiaan tersendiri.

Cara Mengatasinya: Prioritaskan acara sosial yang benar-benar penting dan memberikan manfaat. Ingat, tidak semua undangan buka puasa bersama harus kita iyakan untuk dihadiri. Berikan penjelasan yang logis kepada pihak penyelenggara jika kita tidak bisa hadir. Jika memungkinkan, ajak keluarga atau teman-teman untuk berbuka puasa bersama di rumah. Atau, luangkan waktu untuk berbagi hidangan berbuka puasa dengan tetangga atau komunitas setempat.

Baca juga: Dilema Reuni Ramadan

suasana berbuka puasa (mother.ly)
suasana berbuka puasa (mother.ly)

Meskipun ada banyak tantangan yang dihadapi, menjalani Ramadan sebagai ibu yang bekerja juga membawa berkah dan kebahagiaan tersendiri. Momennya yang penuh berkah dan kesadaran spiritual memberikan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, mempererat ikatan keluarga, dan meningkatkan kebersamaan dengan sesama umat Muslim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun